BANTENRAYA.COM – Pegiat Anti Korupsi, Udaya Suhada memberikan catatan khusus di hari 25 Tahun Banten menjadi provinsi.
Menurutnya, salah satu yang masuk dalam catatan adalah infrastruktur di wilayah selatan yang hingga saat ini memprihantinkan. Masih banyak jalan rusak di wilayah Banten Selatan.
Kasus Kekerasan Seksual jadi Catatan untuk Pemerintah Provinsi Banten
Kekerasan seksual terhadap anak, lanjutnya, pun tidak kalah tinggi di Banten. Kekerasan seksual terhadap anak di Banten seperti fenomena gunung es.
BACA JUGA: Kumpulan Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025, Yuk Ikut Ramaikan Medsos dengan Semangat Nasionalisme!
“Jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak per Juli tahun ini mencapai 712 kasus yang terekspos,” kata Uday kepada peserta diskusi yang digelar Pokja Wartawan Harian Elektronik Provinsi Banten.
Ia menilai, tingginya kekerasan seksual terhadap anak ada dj proses penegakan hukum
Kasus. Kasus kekerasan seksual terhadap anak tidak ada istilah damai.
Terkait kualitas pelayanan kesehatan pun menjadi perhatian khusus Uday, dimana baru saja ditemukan banyaknya oknum tenaga kesehatan yang menjual bisa ular kepada warga Baduy yang terkena bisa ular tanah saat bekerja di ladang.
“Angka pengangguran di Banten tertinggi se Indonesia. Banyak pengusaha yang keluar Banten,” ucapnya.
BACA JUGA:Drama First Lady Episode 5 Sub Indo: Spoiler Dilengkapi dengan Jadwal Tayang
Terakhir yang menjadi catatan Uday, adalah masih ada utang warisan 138 miliar tiap tahun yang harus dibayarkan Pemerintah Provinsi Banten sampai Tahun 2028 dari periode gubernur sebelumnya.
Ia menambahkan, Banten tidak memiliki data base, dan potensi korupsi di Banten masih tinggi.
“Contohnya penetapan kepala dinas untuk menentukan nasip pengusaha. Terakhir adalah APBD Provinsi Banten yang devisit anggaran mencapai Rp305.96 miliar,” tutupnya. ***