BANTENRAYA.COM – Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Banten menyampaikan jumlah masyarakat yang menjadi penggangguran di Provinsi Banten pada bulan Februari 2025 ada sebanyak 412.710 ribu orang dengan jumlah angkatan kerja 6,21 juta orang.
Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi Banten turun 11,98 ribu orang jika dibandingkan dengan bulan Februari tahun 2024 atau turun dari 7,02 persen menjadi 6,64 persen.
Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 7 orang penganggur.
Pada Februari 2025, TPT mengalami penurunan sebesar 0,38 persen poin dibandingkan dengan Februari 2024
Ketua Tim Statistisi Sosial BPS Banten Adam Sofian menyampaikan, kondisi tersebut sejalan dengan kondisi perekonomian yang tumbuh pada kuartal pertama tahun 2025 sehingga penyerapan tenaga kerja juga cukup tinggi.
Baca Juga: Amir Hamzah Beri Peringatan Keras ke Ormas, Diminta Tak Gagnggu Investasi di Kabupaten Lebak
“Kondisi ini ada korelasi kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan pertanian mengalami akselerasi yang tinggi nah itu kan untuk memproduksi barang biasanya kan dia memerlukan tambahan tenaga kerja sendiri jadi dari penerapan yang lumayan besar terutama di perdagangan industri dan konstruksi yang sebesar 13 persen,” kata Adam kepada awak media, Senin 5 Mei 2025.
Pada Februari 2025, penduduk bekerja paling banyak berstatus buruh,karyawan, pegawai, yaitu sebesar 50,54 persen, sementara yang paling sedikit berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar, yaitu sebesar 2,83 persen.
“Dibandingkan Februari 2024, status pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah buruh, karyawan, pegawai sebesar 3,90 persen poin,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk status pekerjaan yang mengalami penurunan persentase terbesar terdapat pada status berusaha sendiri sebesar 3,75 persen poin.
Baca Juga: Link Streaming Laga Persis Solo vs Arema FC
Adapun Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
Pada Februari 2025, sebagian besar penduduk bekerja didominasi oleh tamatan Sekolah Menengah Atas/sederajat (SMA/sederajat) ke atas, yaitu sebesar 49,62 persen.
“Sementara penduduk bekerja yang berpendidikan tinggi yaitu tamatan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 sebesar 11,90 persen,” ujar Adam.***