BANTENRAYA.COM – Kiai muda Gus Baha atau Ahmad Bahauddin ahli afsir, hadits dan fikih itu, baru baru ini masuk sebagai kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdalatul Ulama atau PB NU versi lembaga survei.
Gus Baha sendiri adalah kiai muda yang memiliki pembawaan sederhana namun lugas dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.
Hal itu menjadikan Gus Baha masuk dalam hasil lembaga survei Indosrategic sebagai calon Ketua Umum NU pada Mukatamar NU akhir Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: Lagu My Universe dari Coldplay X BTS Duduki Posisi Nomor 1 Tangga Lagu Versi Billboard
Gus Baha yang merupakan kiai asal Rembang ini, masuk dalam 4 besar kandidat versi lembaga survei Indostategic bersama Said Aqil Siradj, Marzuki Mustamar, Hasan Mutawakkil.
Dikutip dari berbagai sumber, sebagai penafsir, Gus Baha ternyata pernah membuat menjadi salah satu tim ahli tafsir Al Quran Universitas Islam Indonesia atau UII, tim ahli Al Quran terjemahan UII Gus Baha pada 2020 serta kitab Hufdhuna Lihadzal Mishaf.
Dalam Tafsir itu, Gus Baha ingin menjadikan terjemahan dan tafsir dengan rasa bahasa indonesia. Namun, tentu tidak mengubah makna sebenarnya.
Baca Juga: Hilangkan Radikal Bebas Dalam Tubuh dengan Makan Buah dan Sayur Ala dr. Zaidul Akbar
“Bahasa Arab yang tentu mengandung kesusatraam arab balagah kemudian ditransfer untuk membaca Indonesia, sehingga diantara ciri khas terjemahan UII adalah dengan rasa Indonesia dan tentu tidak mengubah makna,” katanya dikutip dari berbagai sumber.
Selain Al Quran, Gus Baha juga mengarang kitab Hufdhuna Lihadzal Mishaf. Kitab tersebut membahas soal penjagaan terhadap mushaf utsmani dan kaidah-kaidah tulisan bahasa Arab konfensional.
Berbagai penjelasan dan contoh-contoh dalam kitab itu juga merujuk atau mengutip dari Kitab Al Muqni karangan Abu Amr Addani.
Sementara itu, berdasarkan survei yang dirilis Indostartegic, Gus Baha mendapatkan 12,4 persen di urutan keempat setelah petahana Ketua Umum NU Said Aqil Siradj sebesar 14,8 persen. Diurutan pertama yaitu Ketua PWNU Jawa Timur Marzuki Mustamar 24,7 persen dan disusul Hasan Mutawakkil 22,2 persen.
Survei sendiri digelar pada periode 23 Maret dan 5 April 2051, dengan jumlah responden 1.200 orang dan margin eror 3 persen. ***