BANTENRAYA.COM – Belakang ini Poster All Eyes On Papua yang beredar di media sosial.
All Eyes On Papua menjadi viral di media sosial yang menjadi aksi solidaritas masyarakat Adat Awyu dan Moi.
Pada media Instagram, poster All Eyes on Papua dibuat oleh akun @gandawakstra_ yang sudah dibagikan lebih 2 juta akun, sebagai bentuk protes rencana pembangunan kebun sawit seluas 36 ribu hektar.
Baca Juga: Pimpinan Ponpes Al-Khozini Sarankan Dimyati Duet dengan Kaesang Putra Jokowi di Pilgub Banten
Selain itu, Poster bertuliskan all eyes on Papua bertebaran di sosmed dan menjadi trendik topik pada minggu ini pada platform sosmed X/Twitter.
Seperti yang diketahui All Eyes On Papua merupakan gerakan yang muncul di media sosial sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat ada Awyu dan Moi di Papua yang menolak hutan adat mereka dijadikan lahan perkebunan sawit.
Pada poster tersebut memperlihatkan gambar AI penjelasan dengan pohon-pohon yang kering di lahan tandus.
Baca Juga: Pimpinan Ponpes Al-Khozini Sarankan Dimyati Duet dengan Kaesang Putra Jokowi di Pilgub Banten
Poster ‘All Eyes on Papua’ itu dibagikan karena hak rakyat Papua Tengah direnggut paksa oleh pejabat dan petinggi dalam proyek perkebunan sawit.
Pada dasar gerakan ini terjadi setelah viralnya gerakan All Eyes on Rafah, yang menyerukan perhatian terhadap agresi Israel di Rafah, Palestina.
Gerakan All Eyes On Papua terjadi pada 27 Mei 2024 dimana masyarakat adat suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya berdemo di depan Mahkamah Agung dan menolak pembabatan hutan ini, karena hutan ini adalah hutan adat mereka hidup secara turun temurun.
Baca Juga: Persikota Segel Tiket ke Liga 2 Sekaligus Lolos Semifinal Liga 3 Nasional
Selain itu suku adat di sana mendapatkan sumber penghidupan, pangan, budaya, dan sumber air akan hilang jika hutan ini dibangun perkebunan sawit.
Aksi tersebut membuat netizen menyuarakan bahwa hutan Papua akan dibabat oleh pejabat dan petinggi untuk perkebunan sawit.
Warga adat Papua saat ini sedang memperjuangkan tempat dan hutan adat dalam pemkebunan sawit.
Baca Juga: Kejiwaan Seorang Ibu yang Lecehkan Anaknya Akan Diperiksa Polda Metro Jaya
Gerakan aksi All Eyes On Papua ini mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi hak-hak masyarakat adat dan hutan Papua.
Jika hutan ini dibangun perkebunan sawit, berpotensi menghilangkan hutan alam, proyek perkebunan sawit ini juga menghasilkan emisi 25 juta ton CO2.
Dampak proyek perkebunan sawit ini tidak hanya dirasakan oleh seluruh warga Papua, tetapi berdampak ke seluruh dunia.
Baca Juga: Jelang Hadapi Irak, Pelatih Tanzania Berikan Kunci Kemenangan Kepada Timnas Indonesia
Pada aksi gerakan All Eyes On Papua, warga adat Marga Moro dan Suku Awyu didampingi oleh Koalisi Selamatkan Hutan Adat Papua dalam gugatan izin lingkungan kebun sawit PT Indo Asiana Lestari (PT IAL) dengan hubungan perusahaan Malaysia, Whole Asia Group.
Untuk membabat hutan adat Papua yang akan diganti dengan perkebunan sawit seluas 36.094 hektar.
Warga Suku Awyu telah mengajukan gugatan kepada Pemerintah Provinsi Papua karena mengeluarkan izin pembangunan sawit tersebut.
Baca Juga: Terdampak Waduk Karian, Warga Calungbungur Bangun Akses Jembatan Terputus Secara Swadaya
Namun, pada gugatan yang dilakukan warga papua tersebut gagal di pengadilan tingkat satu dan dua.
Itulah kejadian All Eyes On Papua yang kini tengah viral di Sosial media, semoga bermanfaat.***