CILEGON, BANTEN RAYA – Pemkot Cilegon tidak pernah memperingati haul KH Wasyid sebagai pahlawan dalam peristiwa Geger Cilegon semenjak Kota CIlegon berdisi di tahun 1999.
Padahal Geger Cilegon dikenal sebagai peristiwa sejarah besar pemberontakan terhadap Belanda pada 9 Juli 1888.
Untuk itu, Asep Sofwatullah keturunan kelima KH Wasyid bersama dengan sejumlah pegiat sejarah dan Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) menginisiasi terbentuknya panitia peringatan Geger Cilegon dan Haul KH Wasyid.
Asep mengapresiasi keinginan pegiat sejarah dan Pemkot Cilegon untuk melakukan haul tersebut. Sebab, selama berdiri Kota Cilegon haul hanya dilaksanakan pihak keluarga secara kecil-kecilan saja.
“Yah hari ini ada inisiasi untuk haul dibuat besar dan dilakukan di rumah dinas. Sebagai keturunan kami menyambut baik. Sebab, selama ini tidak pernah ada juga selama puluhan tahun,”katanya kepada wartawan usia rapat pembentukan panitia di JL KH Wasyid, Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Sabtu (12/6/2021).
Tidak hanya sampai haul, papar Asep, dalam rapat tersebut juga direncanakan adanya pembuatan prasasti nama-nama para pejuang Geger Cilegon yang wafat. Namun, soal realisasinya tentu tidak mudah karena harus mencari lokasi yang cocok.
“Sekarang ini baru ada tugu saja Geger Cilegon di Simpang Tiga. Nanti akan dicarikan lokasi yang cocok untuk prasastinya,” paparnya.
Asep menegaskan, sebelumnya Pemerintah Provinsi Banten juga sudah mengajukan KH Wasyid sebagai pahlawan nasional. Namun, masih ada berkas yang harus dilengkapi salah satunya sejarah napak tilas atau jejak pelarian KH Wasyid hingga sampai tertangkap dan terbunuh di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang.
“Masih ada satu berkas yang kurang dan itu perlu penelitian. Namun, kami sebagai pihak keluarga tidak memiliki dana untuk penelitian tersebut. Harapannya itu bisa direalisasikan oleh pemerintah,” imbuhnya. (uri)
