BANTENRAYA.COM – Ngekos adalah sebutan bagi anak kuliahan alias mahasiswa, atau orang-orang yang sudah bekerja, tetapi lokasinya jauh dari rumah, biasanya di luar kota atau daerah.
Ngekos juga adalah tinggal misah dari rumah orangtua, biasanya dilakukan bagi mahasiswa yang baru saja memulai kuliah atau bagi pekerja yang baru masuk kerja.
Hal ini pasti akan terasa berbeda saat tinggal di rumah atau ngekos di luar kota atau daerah.
Baca Juga: Pengusaha Penggilingan Padi Didorong Ngutang ke BPR Serang
Biasanya orang akan merasakan pahitnya kehidupan saat tinggal di kosan.
Hal ini terjadi lantaran biasa hidup enak, nyaman tinggal di rumah daripada ngekos.
Karena tinggal di rumah apapun sudah tersedia dan makmur, seperti keadaan uang yang cukup ataupun ketersediaan makanan juga yang cukup daripada ngekos.
Baca Juga: DPRD Setujui Raperda Usul Gubernur Terkait RPJPD Provinsi Banten 2025-2045
Biasanya seseorang yang ngekos, akan merasakannya kesusahan dalam mengatur keuangan untuk bertahan hidup.
Apalagi bagi mereka yang mahasiswa dan belum punya pekerjaan, pasti merasakan pahitnya kehidupan mulai dari mengirit pengeluaran dan sebagainya.
Karena, mereka akan di uji hidup di kota orang dengan uang yang sedikit tapi harus mampu bertahan hidup.
Mau mengabari orangtua lantaran uang habis, akan tetapi malu untuk meminta.
Sehingga yang terjadi mereka sebisa mungkin harus mengirit-irit hidup di kota orang.
Kali ini Banten Raya akan bahas tentang cerita orang-orang dibalik pedihnya tinggal di kostan.
Baca Juga: Bakal Tampil di Festival Sangga Nagara, 1.200 Penari di Padarincang Ikuti Gladi Resik
Hal ini diunggah dari postingan Instagram @yogyakartakeras yang mengunggah tentang cerita orang-orang yang pernah susah saat ngekos.
“Aku anak kesehatan waktu praktek RSUD uang tinggal 3k dan di kostan hanya 2 bungkus mie, 1 bungkus mie aku makan 3 x, waktu itu aku ga berani minta ke orangtua soalnya ayah ga kerja 2 bulan gara-gara ibu sakit, ” tulis @losti*** dalam postingan.
Ia enggan untuk meminta orangtuanya walaupun keadaan ia di luar kota sedang kesulitan.
Baca Juga: PCNU Kota Serang Minta Pinjam Pakai Sekretariat ke Pj Walikota Yedi Rahmat
“Sedikit cerita dulu pas di Ponorogo ngekos uang tinggal 10k terus masih ada 5 hari ganti bulan, akhirnya 2k buat dipakai untuk beli kecap, ” tulis @ntris*** dalam postingan.
Pengiritan uang itu dilakukan ia agar mampu bertahan di kota perantauan.
Hal ini semoga dapat menambah semangat bagi kalian yang baru saja memulai hidup di perantauan dan tinggal di kosan! ***