BANTENRAYA.COM – Salah seorang guru SMP Negeri 1 Binuang Kabupaten Serang berinisial UL (45) melakukan penindakan indispliner terhadap siswannya.
Penindakkan yang dilakukan guru SMP Negeri 1 Binuang yakni diduga dengan pukul siswa di bagian telapak tangan, di antarannya kepada EG (13).
Tindakan yang diambil guru SMP Negeri 1 Binuang itu dengan menggunakan gagang sapu pada Rabu 10 November 2021.
Baca Juga: Tak Kuat Menahan Rindu, Ayah Vanessa Angel: Daddy Nunggu Video Call Kamu Nak
Tidak terima dengan tindakan guru tersebut, pihak keluarga mendatangi sekolah pada Jumat 12 November 2021 untuk melayangkan protes.
“Jadi memang terjadi tindakan penegakkan disiplin dari guru terhadap siswa yang ada di SMP Negeri 1 Binuang,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya, Rabu 17 November 2021.
Ia menjelaskan, tindakan itu dilakukan karena memang guru tersebut sudah berkali-kali mengingatkan dan menegur pada beberapa siswa yang diberikan tugas tapi tidak melaksanakan.
Baca Juga: Tol Serang-Panimbang Punya 7 Simpang Susun, Pengendara Bisa Keluar Masuk di Sini
“Namanya guru mungkin ada batasan, katakanlah dengan kesabarannya ada hal yang tidak terkendali,” katanya
“Bukan pemukulan fisik tapi telapak tangannya cicepret pakai gagang sapu, anak itu disuruh berdiri dan membuka telapak tangan, hanya itu saja,” katanya.
Akibat ada pemukulan telapak tangan itu, diungkapkan Asep kemudian timbul permasalahan.
Baca Juga: Ingin Anak Cepat Hafal Quran, Ini Metode di Universitas Al-Azhar Mesir Kata Ustadz Abdul Somad
“Sebetulnya secara fisik anak itu tidak ada luka tetapi setelah kejadian itu anak-anak dari rekan-rekan yang terkena hukuman disiplin itu melaporkan ke keluarganya,” ungkapnya.
Mendapat laporan dari anaknya, pihak keluarga mendatangi sekolah.
“Kebetulan orangtua dari anak itu adalah mantan Kepsek di Binuang. intinya tidak diterima. Yang melakukan pengakkan disiplin guru Agama,” tuturnya.
Baca Juga: 10 Link Twibbon Hari Anak Sedunia 20 November 2021 yang Keren, ada Bonus Caption!
Asep mengungkapkan, orang tua, pihak sekolah, kecamatan, dan perwakilan dari Polsek Binuang menggelar pertemuan dan permasalahan dianggap selesai.
“Kalau pelaporan ke polisi tidak ada, di satu sisi ini kekhilafan guru, di satu sisi ini kenakalan anak-anak,” ujarnnya.
“Kalau anak-anak enggak mau sekolah karena trauma saya enggak dapat laporan dari pihak sekolah,” paparnya.
Baca Juga: Zaman Sudah Milenial tapi Pelajar Jangan Melupakan Sejarah
Asep menjelaskan, hal tersebut diharapkan tidak terjadi lagi dan tidakan guru tersebut harus dimaklumi bahwa yang dilalukan iktikadnya untuk penegakkan disiplin.
“Kami mengimbau kepada orangtua harus memperhatikan proses belajar yang dilakukan oleh siswa, minimal bertanya ada tugas apa, sudah dikerajakana atau belum,” katanya. ***