BANTENRAYA.COM – Universitas Indonesia menjadi tuan rumah gelaran kampanye lingkungan yang bertajuk Save Soil.
Acara di Universits Indonesia ini merupakan sebuah gerakan global yang menyerukan pentingnya menjaga kesehatan tanah demi keberlanjutan hidup umat manusia.
Kegiatan kampanye lingkungan di Universitas Indonesia ini dihadiri berbagai kalangan mulai dari aktivis lingkungan, akademisi, pejabat pemerintah, hingga komunitas mahasiswa dan alumnus.
Baca Juga: 15 Poster Peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Temanmu Dijamin Suka
Kampanye lingkungan di Universitas Indonesia ini mengusung tema “Soil, Health, and Future Sustainability” yang berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat (Jabar) pada Senin, 23 Juni 2025.
Selain itu, kampanye lingkungan di Universitas Indonesia ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas bidang yang memberikan perspektif ilmiah, kebijakan, hingga spiritual tentang peran vital tanah bagi ekosistem dan kehidupan.
Sahil Jha, pesepeda lintas negara sekaligus aktivis muda dari gerakan global Save Soil, membuka diskusi dengan berbagi kisah perjuangannya mengkampanyekan pentingnya tanah sehat di berbagai negara.
Baca Juga: Penjualan Tiket ASEAN U23 Championship 2025 Resmi Dibuka, Berikut Jadwal dan Rincian Harga
“Kesadaran merawat tanah bukan hanya tugas aktivis lingkungan, tapi tanggung jawab bersama demi generasi mendatang,” tegas Sahil.
Sementara itu, Peneliti dari University of New South Wales Nico Wanandy memaparkan hasil riset tentang hubungan erat antara kesehatan tanah dan kesehatan manusia.
“Tanah yang sehat bukan hanya menjamin hasil pangan yang aman, tapi juga berperan sebagai penyangga mitigasi perubahan iklim,” jelasnya.
Baca Juga: KUB Bank Banten-Bank Jatim Minta Dipercepat, DPRD Minta Gercep Jangan Sampai Kehilangan Momen
Dari perspektif kebijakan, Staf Khusus Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Yahdil Abdi Harahap, menyoroti tantangan pengelolaan tanah di wilayah pedesaan Indonesia.
Dirinya menekankan perlunya program pelatihan petani dan penguatan teknologi pemulihan tanah, sembari mengadopsi metode pengendalian hama alami seperti penggunaan burung hantu.
Tak hanya aspek teknis, nilai filosofis dan spiritual tanah juga diangkat oleh Sekjen ILUNI Universitas Indonesia, Ahmad Fitrianto.
Baca Juga: OPD Pemkot Cilegon Dituntut Inovatif Optimalkan PAD, Robinsar Sisir Serapan yang Masih Lemah
Ia mengajak civitas akademika Universitas Indonesia untuk terlibat aktif dalam gerakan lingkungan berbasis kampus.
“Tanah adalah cermin karakter manusia dan bagian dari identitas spiritual kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Akademisi sekaligus Ketua ILUNI Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, Mahawan Karuniasa, memperingatkan bahwa saat ini bumi telah melewati enam dari sembilan batas aman lingkungan.
Baca Juga: OPD Pemkot Cilegon Dituntut Inovatif Optimalkan PAD, Robinsar Sisir Serapan yang Masih Lemah
Dirinya juga menyerukan pentingnya pengukuran, pemantauan, dan pengelolaan tanah secara berkelanjutan sebagai bagian dari mitigasi krisis global.
Ketua Himpasiling Universitas Indonesia, Aldi Agus Setiawan, turut memberikan pendapatnya terkait peranan mahasiswa dalam menjaga kelestarian tanah.
“Kami percaya, pemulihan dan perlindungan tanah harus dilakukan melalui kolaborasi antara sains, kebijakan, dan kearifan lokal,” tuturnya.
Baca Juga: BELUM CUKUP! DLH Kota Cilegon Minta Lotte Tambah Lagi 3 Titik Baku Mutu Udara
“Kampus seperti Universitas Indonesia punya peran strategis menjadi pusat inovasi lingkungan, sekaligus ruang edukasi dan advokasi publik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Himpasiling Universitas Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong gerakan lingkungan berbasis riset dan aksi.
“Himpasiling Universitas Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong gerakan lingkungan berbasis riset dan aksi, agar mahasiswa tidak hanya menjadi saksi, tetapi pelaku dalam merawat bumi,” ungkapnya.
“Save Soil bukan sekadar slogan, tapi komitmen bersama untuk masa depan yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Diskusi panel yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia, ILUNI Universitas Indonesia, SIL Universitas Indonesia dan Himpasiling Universitas Indonesia yang bekerja sama oleh Save Soil ini turut membahas hal penting lainnya.
Seperti pentingnya harmoni antara teknologi modern, kearifan lokal, dan konsep One Health —yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan.
Baca Juga: Libur Tahun Baru Islam 2025 Hanya Sehari atau Jadi Long Weekend? Cek Jadwal Lengkapnya
Sebagai penutup, aktivis lingkungan sekaligus psikolog, Tika Bisono, mengingatkan bahwa menjaga tanah bukan hanya soal fisik, tapi juga soal batin dan rasa cinta terhadap bumi.
Ia mengecam kerusakan lingkungan seperti yang terjadi di Raja Ampat dan menegaskan bahwa setiap individu memiliki “tanah” dalam dirinya yang harus dijaga.
Kegiatan Save Soil ini menyimpulkan bahwa kesehatan tanah adalah fondasi utama bagi ketahanan pangan, kesehatan manusia, stabilitas iklim, dan keberlanjutan peradaban.
Kerusakan tanah menimbulkan dampak sistemik, mulai dari krisis pangan, tekanan ekonomi, gangguan kesehatan, hingga potensi konflik sosial.
Baca Juga: Libur Tahun Baru Islam 2025 Hanya Sehari atau Jadi Long Weekend? Cek Jadwal Lengkapnya
Save Soil menyerukan kolaborasi lintas disiplin antara sains, kebijakan, masyarakat, dan nilai-nilai kultural dalam menjaga tanah.
Universitas Indonesia diharapkan menjadi pionir kampus berbasis lingkungan dan motor penggerak advokasi pemulihan tanah di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Tanah Sedunia 2025 dengan tema “Caring for Soil” dan diharapkan dapat memantik gerakan kolektif lebih luas untuk menyelamatkan masa depan bumi melalui tanah yang sehat. ***