BANTENRAYA.COM – Polemik permintaan proyek Rp5 triliun tanpa tender oleh sekelompok orang berseragam organisasi pengusaha di Kota Cilegon berbuntut panjang. Gubernur Banten Andra Soni menyatakan kekecewaannya atas insiden tersebut.
Video aksi yang memperlihatkan sekelompok pengusaha lokal meminta proyek pembangunan pabrik PT Chandra Asri Alkali (CAA) tanpa mekanisme lelang resmi itu viral dan memicu reaksi publik.
Saat dikonfirmasi, Andra mengaku kecewa. Terlebih, kata dia, saat ini pihaknya tengah berupaya membangun citra Banten sebagai daerah yang ramah dan terbuka bagi investor.
Baca Juga: Peduli Kesehatan Ibu dan Anak, PNM Gelar Imunisasi Gratis dan Edukasi Gizi
“Sebagai Gubernur Banten yang sedang berusaha menjadikan Banten yang ramah, saya kecewa dan saya harap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Andra, Kamis, 15 Mei 2025.
Atas insiden tersebut, Andra mengaku telah melalukan pertemuan dan pembahasan dengan Kementerian Investasi, Polda Banten, Kadin Indonesia, Kadin Cilegon, Pemkot Cilegon, dan pihak manajemen CAA.
Andra mengungkapkan, hasil dari pertemuan tersebut disepakati bahwa keterlibatan pengusaha lokal penting, tetapi harus berjalan sesuai aturan.
Baca Juga: Lowongan Kerja Pan Brothers Penempatan Boyolali, Terbuka untuk Lulusan SMP
“Kita mendorong partisipasi lokal dalam investasi. Tapi semua harus melalui proses yang baik, bukan dengan tekanan atau paksaan,” ucapnya.
Andra juga menekankan bahwa, apabila terdapat unsur pidana, maka proses hukum harus dijalankan.
“Kita sudah duduk bersama, dan sepakat bahwa hal ini jangan sampai terulang lagi. Dan kalau ada perbuat yang melanggar hukum, ya kita serahkan ke penegak hukum,” jelasnya.
Baca Juga: Pump Up The Healthy Love Episode 6 Sub Indo: Spoiler dan Link Nonton Full Movie
Selain itu, Andra menegaskan pentingnya dukungan terhadap realisasi investasi yang tepat waktu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka pengangguran.
“Banten ini punya target investasi Rp119 triliun di tahun ini. Dan Banten ini selama ini merupakan dua tahun berturut-turut realisasi investasinya nomor lima terbesar di Indonesia,” jelasnya.
Ia menyebut, capaian tersebut memberi dampak langsung terhadap penurunan angka pengangguran di Banten dalam dua tahun terakhir. Karena itu, Andra berharap agar target tahun ini bisa tercapai agar tren penurunan pengangguran berlanjut.
Baca Juga: Dimyati Ingin Pencak Silat Diperkuat Jadi Muatan Lokal di Sekolah, IPSI Banten Diminta Lebih Aktif
“Kita optimis bila mana realisasi dari investasi ini bisa tepat waktu maka angka-angka pengangguran itu bisa kembali menurun,” ujarnya.
Saat disinggung mengenai apakah peristiwa kemarin menghambat proses pembangunan pabrik, Andra mengklaim jika tidak begitu berpengaruh.
“InsyaAllah tetap berjalan tepat waktu, Juli nanti mereka akan groundbreaking,” pungkasnya.
Baca Juga: Baru 10 Persen, Pemutihan Pajak Kendaraan di Banten Terus Digenjot
Sementara itu, terpisah, Wakil Gubernur Banten, A Dimyati Natakusumah mengecam tindakan oknum yang ada dalam video tersebut yang meminta proyek dengan tekanan. Menurutnya, tindakan seperti itu adalah tindakan yang tidak bisa ditoleransi.
“Itu preman itu. Gaya-gaya preman begitu nggak boleh di Banten. Kalau seperti itu dibiarkan, siapa yang mau investasi ke sini?” kata Dimyati.
Dimyati menegaskan bahwa dirinya akan meminta aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap siapa pun yang menghalangi masuknya investasi.
Baca Juga: Tak Sengaja Temukan Pasangan Lansia di Google Maps, Endingnya Bikin Mewek
“Kalau ada yang ganggu-ganggu investor, saya akan hadapi langsung. Saya minta APH proses itu, karena ini bisa merusak nama baik Banten,” katanya.
“Dia (oknum,-red) itu berarti gak pernah liat medsos saya itu. Saya sudah pernah bilang, siapa pun yang menghalang-halangi investasi di Banten, berhadapan dengan Dimyati,” tambahnya.
Ia juga menilai bahwa, pengusaha yang benar-benar profesional tidak akan meminta proyek dengan cara memaksa apalagi sampai bertindak arogan.
Baca Juga: Ketua Kadin Cilegon Hingga Chandra Asri Diperiksa, Buntut Video Permintaan Proyek Rp5 Triliun
“Kalau betul pengusaha, pasti lewat mekanisme. Bukan datang pakai rompi, terus minta triliunan. Itu bukan pengusaha, itu kriminal,” ucapnya.
Dimyati menekankan, kejadian semacam ini tak boleh terulang lagi. Banten, kata dia, butuh iklim investasi yang bersih dan terbuka-bukan yang ditentukan oleh tekanan kelompok tertentu.
“Ke depan, jika ada lagi yang bertindak seperti itu, jangan salahkan kalau kami ambil tindakan lebih keras. Laporkan ke Dimyati,” pungkasnya.***