BANTENRAYA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten melaporkan kondisi indeks harga konsumen (IHK) di Banten secara bulanan pada Februari 2025 tercatat memgalami deflasi sebesar -0,66 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Januari sebesar -1,05 persen.
Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar mengatakan, meski Banten mengalami deflasi pada awal tahun 2025 ini namun kondisi IHK usai Ramadan dan tarif listrik kembali normal akan menjadi pemicu Banten mengalami inflasi.
“Ibaratnya harga listrik dari Rp100 ribu mejadi Rp50 ribu, itu kan harganya berkurang dan itu yang menjadi catatan bahwa komoditas ini mengalami penurunan harga, berkaitan dengan jumlah pembeli juga bisa berpengaruh terhadap komoditas tertentu,” kata Faizal kepada Bantenraya.com, Senin 3 Maret 2025.
Alasan tarif listrik menjadi salah satu komoditas yang berpengaruh terhadap kondisi IHK, disebabkan kontribusi bobot komoditas tersebut menjadi yang paling tinggi dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga.
“Berdasarkan survei biaya hidup dari 470 lebih jenis komoditas, tarif listrik menjadi yang paling utama masuk sepuluh besar dan memiliki bobot tertinggi 55,18 persen, oleh sebab itu ini sangat berpengaruh,” imbuhnya.
Baca Juga: Pernah 8 Kali Kebakaran Selama Ramadan di Kota Cilegon, Begini Warning dari Damkar
Melihat kondisi secara umum, BPS Banten menyampaikan bahwa deflasi yang terjadi pada bulan Februari ini juga dibarengin dengan deflasi yang terjadi pada pengeluaran makanan dan minuman.
“Kalau bulan Januari itu pangan tidak turun, meski listrik naik. Namun di bulan Februari ini keduanya mengalami penurunan harga,” cakap Faizal.
Adapun beberapa komoditas yang menyumbang deflasi selama bulan Februari 2025 antara lain, tarif listrik -0,72 persen, cabai merah -0,08 persen, tomat dan cabai rawit masing-masing 0,07 persen.
“Perlu diingat bahwa ini adalah kondisi di bulan Februari, untuk IHK di bula. Maret kita akan hitung nanti,” ujarnya.
Faizal melanjutkan, selain berakhirnya diskon tarif listrik, kondisi bahan pangan di pasar yang menunjukan tren peningkatan karena bertepatan dengan momentum bulan Ramadan juga akan menjadi pemicu inflasi di bulan Maret.
Baca Juga: Info Loker PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Terbaru 2025, Fresh Graduate Buru Apply
“Setelah harganya Rp50 ribu kan kembali ke Rp100, artinya akan ada inflasi. Termasuk, momen bulan Ramadan ini yang perlu menjadi perhatian para tim pengendali intalasi justru harus ke komoditas pangan, sebab listrik ini kan sudah diatur pemerintah,” kata Faizal.***