BANTENRAYA.COM – Dalam rangka menekan angka stunting di Provinsi Banten, Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas Banten menjalin kerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN.
Penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU dilakukan pada Kamis, 13 Februari 2025 lalu, di Desa Pasar Keong, Kabupaten Lebak.
Acara penandatanganan tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen bersama dalam mempercepat penurunan angka stunting dengan memanfaatkan dana zakat, infak, sedekah, serta dana sosial keagamaan lainnya atau DSKL.
Plh Ketua Baznas Banten, Zaenal Abidin Suja’i, menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan sinergi dari berbagai pihak.
Baca Juga: MI Al Jauharotunnaqiyyah Priuk Kota Cilegon Terima Makan Bergizi Gratis dari Krakatau Steel Group
Menurutnya, program kesehatan menjadi salah satu fokus utama Baznas Banten dalam menyalurkan zakat.
“Jumlah anak dengan kondisi stunting di Banten masih cukup tinggi. Upaya menanganinya tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kolaborasi semua elemen sangat penting untuk memastikan bantuan yang diberikan benar-benar efektif dan tepat sasaran,” kata Zaenal dalam keterangan resminya, Jum’at, 14 Februari 2025.
Ia juga melaporkan bahwa, hingga saat ini, program GENTING telah menghimpun dana sebesar Rp118 juta.
“Dana tersebut kami gunakan untuk pemberian bantuan gizi bagi anak-anak stunting, serta perbaikan fasilitas pendukung seperti sanitasi dan tempat tinggal,” jelasnya.
Baca Juga: XL Axiata Gunakan Cloud Canggih dari AWS Untuk Tingkatkan AI
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Rusman Efendi, menyebutkan bahwa, program GENTING tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan nutrisi, tetapi juga pada perbaikan lingkungan tempat tinggal anak-anak penerima manfaat.
“Faktor risiko stunting bukan hanya kekurangan gizi, tetapi juga kondisi lingkungan yang tidak sehat. Kami memastikan bantuan yang diberikan mencakup perbaikan rumah tinggal dan sanitasi untuk meminimalkan risiko stunting,” ujarnya.
Rusman menambahkan, langkah ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Kami berharap program ini tidak berhenti di sini. Kolaborasi yang kuat dan konsisten harus terus terjaga demi masa depan anak-anak kita yang lebih sehat dan berkualitas,” pungkasnya.***


















