BANTENRAYA.COM – Munculnya seorang pria bernampilan seperti raja yang membangun 30 rumah di Kabupaten Pandeglang terus jadi perbincangan.
BantenRaya.com berhasil menggali sosok pria berpanampilan seperti raja itu yang bernama Baginda Raja Jamaluddi Firdaus itu.
Pria ini beralamat di Kampung Salangari, RT 003 RW 001, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang.
Baca Juga: Teroris Tewas Ditembak Satgas Madago Raya di Sulteng Adalah Warga Kecamatan Bojong Pandeglang
Baginda Raja Jamaluddi Firdaus disebut-sebut sebagai salah satu kesultanan di Provinsi Banten dan juga memiliki simbol Angling Darma, tokoh fiksi yang dikenal luas di Nusantara.
Asal usul sejarah itu dibenarkan ajudan atau santri Baginda Raja Jamaluddin Firdaus, Aki Jamil.
Aki Jamil mengatakan, Baginda adalah salah satu keturunan kesultanan.
Baca Juga: Meninggal di Malaysia, TKI Asal Malingping Lebak Belum Bisa Dipulangkan
“Baginda ini ada turunan kesultanan di Banten. Dan gelar yang didapat beliau dari sang khalik. Beliau adalah wali. Orang pilihan di mata Allah SWT,” kata Jamil, ditemui Bantenraya.com di rumahnya sang Baginda, Selasa 21 September 2021.
Dikatakannya, tutup kepala Angling Darma adalah simbol dari Baginda.
“Angling Darma adalah simbol membakti dan mendarma. Angling Darma ini juga mengandung makna yang luar biasa. Banyak rahasia dari Baginda. Tapi kami tidak tahu,” ujarnya.
Menurutnya, Baginda bersama santrinya sering mengadakan kegiatan pengajian di rumahnya. Apalagi kata dia, sang Baginda memiliki program perbaikan rumah warga miskin.
“Setiap malam Minggu ada pengajian atau zikir. Aktivitas Baginda ini lebih ke sosial salah satunya bedah rumah dan santunan anak yatim,” katanya.
Senada dikatakan pengikut Baginda yakni Farid Abdul Tohir yang menurutnya Baginda adalah pimpinan pondok pesantren Ar-Riyadoh di Kampung Sukadalem, Desa Mandalawangi, Kecamatan Mandalawangi.
Baca Juga: Berkas Dugaan Korupsi Pengadaan Buku SD di Pandeglang Memasuki Tahapan Sidang
Akan tetapi sekarang pesantren tersebut dikelola oleh ustad yang berada di kampung tersebut.
“Dulu baginda punya pesantren Ar-Riyadoh dan santrinya juga banyak. Pesantren ini lokasinya di rumah istri yang ke-4. Sekarang pesantrennya juga masih ada santri,” ujarnya.
“Tapi dikelola sama ustaz yang ada di situ. Baginda hanya menyiapkan fasilitasnya doang,” tuturnya. ***