BANTENRAYA.COM – Nama Haruna Soemitro selaku Exco PSSI kini ramai diperbincangkan di media sosial, karena pernyataannya yang mengkritik kinerja Shin Tae-yong.
Haruna Soemitro memberikan pernyataan yang menghebohkan publik pada kanal YouTube JPNN.COM.
Dalam unggahan tersebut Haruno tidak setuju dengan keputusan Shin Tae-yong untuk naturalisasi empat pemain keturunan.
Baca Juga: Alasan Damai, Dua Pemerkosa di Kota Serang Hingga Korbannya Hamil Ini Dibebaskan
Dia beranggapan bahwa kualitas dan potensi pemain di liga lokal sama bagusnya.
Padahal nyatanya pada final leg pertama Piala AFF 2020 kemarin, saat Arhan absen permainan kurang bagus ketika digantikan pemain lain.
Inilah alasan kuat mengapa Shin Tae-yong memilih naturalisasi pemain keturunan, agar persaingan kompetisi timnas Indonesia bagus dan komposisi pemain berkualitas.
Mendegar pernyataannya tersebut, netizen geram karena Haruno dianggap tidak mengerti soal sepakbola.
Dilansir bantenraya.com dari Instagram @liputantimnas pada Senin, 17 Januari 2022, berikut beberapa alasan bahwa Haruna Soemitro layak untuk mundur dari Exco PSSI:
1. Merusak hubungan federasi dengan tim pelatih.
Baca Juga: Awning Pasar Lama Kota Serang Dipersoalkan karena Menambah Kekumuhan
2. Memberikan alasan yang ngawur tentang progres timnas Indonesia.
3. Mengakui dirinya tidak paham sepakbola modern.
4. Tidak paham membedakan pemain keturunan dan pemain naturalisasi.
5. Mengatakan klub atau liga Sandy Walsh di Belgia sebagai kompetisi antah-berantah.
Baca Juga: Berikut 11 Gejala dan Cara Mengatasi Covid 19 Varian Omicron
Melihat banyak kritikan dari netizen Haruno pun merasa tersinggung, padahal menurutnya ia sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
“Hari ini, kemudian saya sebagai Exco menjalankan tugas kemudian dikritik, ini kan lucu,” ucap Haruno.
Ia juga menyatakan bahwa apa yang dikatakannya adalah sebuah aspirasi dari para pelatih.
Baca Juga: Video Syur Mirip Nagita Slavina, Roy Suryo Buat Analisis Mengejutkan: Yakin Bukan Rekayasa!
“Dan saya menyampaikan sesuai yang dikeluhkan pelatih Liga 1. Saya menyampaikan aspirasi, saya menjalankan tugas, kemudian saya dibully,” lanjutnya.***