BANTENRAYA.COM – Penetapan awal Ramadhan 2023 kini masih menjadi topik pembicaraan banyak orang.
Ada yang meyakini Ramadhan 2023 akan dimulai pada 23 Maret namun sebagian juga meyakini digelar 24 Maret.
Lalu bagaimana pandnagan Ustadz Abdul Somad terkait penetapan awal Ramadhan 2023 yang berpotensi berbeda? Berikut jawabannya.
Seperti diketahui, potensi perbedaan awal Ramadhan 2023 muncul setelah Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan puasa tahun ini jatuh pada 23 Maret.
Meksi demikian sejauh ini pemerintah belum menetapkan kapan awal bulan suci umat Islam itu akan dimulai.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan menetapkannya melalui sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag).
Baca Juga: Mulai Malam Ini! Jadwal Tayang Preman Pensiun 8 di RCTI Lengkap dengan Sinopsis
Adapun pelaksanaan sidang isbat sendiri digelar setiap 29 Syaban yang tahun ini jatuh pada hari ini, Rabu 22 Maret 2023.
Sidang isbat akan digelar sebanayk 3 tahap yang dimulai sejak pukul 17.00 WIB dan bisa disaksikan secara live streaming melalui YouTube Kemenag RI.
Soal potensi adalah perbedaan awal Ramadhan 2023, Ustadz Abdul Somad pun angkat bicara.
Baca Juga: Pj Gubernur Banten Al Muktabar Dinilai Gagal Lakukan Reformasi Birokrasi oleh Mahasiswa
Dikatakannya, jika perbedaan tersebut tidak perlu diambil pusaing atau bahkan menjadi perdebatan.
“Fatwa yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah benar, fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia, benar,” katanya seperti dikutip Bantenraya.com dari YouTube Goto Islam yang diunggah pada 3 Mei 2019.
Lalu bagaimana jika kita kebingungan akan ikut yang mana, Ustadz Abdul Somad pun memberikan tipsnya.
Baca Juga: SPESIAL NYEPI! Kode Redeem Mobile Legends Bang Bang 22 Maret 2023, Skin Langka Buruan Ambil
Adapun hal yang harus dilakukan jika bingung untuk ikut pemerintah atau Muhammadiyah cukup sederhana.
“Saya pribadi menyarankan ikutlah apa yang engkau yakini benar menurut engkau walau pun 1.000 orang berfatwa, memberikan fatwa padamu,” tegasnya.
Diungkapkan Ustadz Abdul Somad, munculnya perbedaan waktu 1 Ramadhan lantaran kedianya menggunakan metode yang berbeda.
Baca Juga: Empat Orang Ditangkap Dalam Penjualan Pertalite Dengan Cara Curang di SPBU Tangerang
Mislanya Muhammadiyah menetapkan awal bulan puasa berdasarkan hasil hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.
Sementara Nahdlatul Ulama (NU) hingga pemerintah menetapkannya berdasarkan pemantauan hilal.
Bahkan kata Ustadz Abdul Somad, batas hilal menurut Muhammadiyah dan Pemerintah juga sering kali berbeda.
Baca Juga: Tempat Buka Bersama di Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon, dari Warteg Sampai Hotel Mewah
Sekali lagi Ia menegaskan bahkan semuanya benar dan hanya tinggal memilih mana yang diyakini benar untuk mengikutinya. ***