BANTENRAYA.COM – Total sebanyak 32 penerima beasiswa full sarjana program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon mulai bertumbangan.
31 mahasiswa diantaranya gugur karena nilai IPK kurang dari angka minimal 3.00 sebagaimana yang ditentukan.
1 orang lainnya tidak lagi mendapatkan karena meninggal dunia.
Angka tersebut merupakan data dari mahasiswa Angkatan pertama pada 2021 dari sebanyak 523 orang hanya tersisa menjadi 491 orang pada semester 3 sekarang.
Baca Juga: Bupati Pandeglang Banten Takziyah ke Kediaman Korban Pembunuhan Wanita Cantik Kloset WC
Sementara untuk Angkatan 2022 masih belum didata karena masih baru masuk ke semester awal dan belum keluar nilai IPK.
Kepala Bidang Pengelolaan PAUD dan Pendidikan Non Formal Dindikbud Kota Cilegon Vania Eriza menjelaskan, para penerima beasiswa full sarjana yang tidak bisa memenuhi syarat minimal IPK 3.00 tersebut sudah dihentikan.
“Jadi 32 (dihentikan beasiswa full sarjana) ini 31 IPK (dibawah), 1 meninggal,” katanya, Jumat 10 Februari 2023.
Baca Juga: Bikin Resah, Tiga Berandal Jalanan Ditangkap Warga. Tuman Sire .. Biar Kapok
“Data tersebut dari 523 mahasiswa yang masuk di penerimaan angkatan pertama yang sekarang sudah semester 3,” imbuhnya.
Selanjutnya, papar Vania, beberapa lainnya yang misalnya pindah domisili, mendapatkan bidik misi, papar Vania, sudah sebelumnya dihentikan dan diketahui sebelum penerimaan beasiswa full sarjana.
“Yang bidik misi (Mendikbudritek) terdeteksi saat pengusulan,” ujarnya.
Vania menyampaikan, untuk 2023 sekarang pihaknya akan kembali membuka 1.000 kuota untuk program beasiswa full sarjana.
Baca Juga: 96 Bencana Singgah di Cilegon Selama 2022
“Tahun ini 1.000 orang untuk kuota penerimaan. Sebelumnya pada 2021 sebanyak 523 yang diterima dan pada 2022 ada sebanyak 1208 mahasiswa yang diterima,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Al Khairiyah sekaligus Penghubung Beasiswa Full Sarjana Sayuti Zakaria menjelaskan, ada sebanyak 2 mahasiswa yang mundur dari total 234 yang mendapatkan program di angkatan pertama 2021.
“Satu karena pindah domisili ke Anyer, satu lagi izin kerja, itu angkatan yang pertama. Untuk IPK semuanya bagus diatas 3.00, kalau angkatan kedua ini masih belum terlihat karena IPK belum muncul,” katanya, Kamis (8/2).
Baca Juga: DPRD Kota Cilegon Minta Hasil Pajak Rokok Senilai Rp 38 Miliar Untuk Sosialisasi Kesehatan
2 orang mundur tersebut, papar Sayuti, tidak bisa dialihkan kepada yang lain. Sebab, secara data tertulis yang bersangkutan.
“Kami sampaikan ke dinas. Soal dinas bagaimana itu ada kebijakan. Tapi yang pasti tidak bisa dialihkan karena sudah atas nama yang bersangkutan. Paling bisa di hapus oleh dinas,” ujarnya.
Sayuti menyatakan, untuk angkatan pertama ada sebanyak 234, untuk angkatan berikutnya ada sebanyak 350 yang berhasil diterima di Unival.
Baca Juga: Gaji Pegawai Alfamart Terbaru 2023, Punya 17.000 Gerai, Pantes Banyak yang Daftar
“Awalnya memang kuota itu pada periode kedua 400 orang. Namun, sebagian akhirnya 50 orang masuk mandiri karena kurang persyaratan, salah satunya itu SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Jadi periode ini (kedua) itu hanya 350 orang,” ucapnya.
Sejauh ini, papar Sayuti, tidak melihat soal prestasi para mahasiswa. Sebab, yang jadi ukuran itu soal IPK 3.00.
“Kemarin semuanya bagus yang pertama. Sekarang nanti belum keluar. Tapi sepertinya semua mahasiswa termotivasi karena sarjana sampai selesai,” paparnya.
Baca Juga: Geger Kulit Harimau Dijadikan Taplak Meja, Ketua MPR Jadi Perbincangan Publik
Sementara itu, Dosen Sekolah Tinggi Politeknik Krakatau Sodikin menyampaikan, pihaknya baru menerima program beasiswa full sarjana pada tahun ini, sehingga belum bisa diukur lewat IPK. Sebab, mahasiswa belum ikut semester.
“Kita baru gabung di tahun ini, jadi secara umum belum pernah melakukan pelaporan perihal IPK dan lainnya. Tahun kemarin kalau nggak salah, Unival sama Inul (Insan Unggul) yang swasta,” ujarnya. (***)