BANTENRAYA.COM – Sebanyak kurang lebih 5.000 warga di Kota Cilegon terpapar penyalahgunaan Narkoba.
Bahkan, sebagaian besar para pengguna tersebut memiliki alasan yang tidak masuk akal.
Sebanyak kurang lebih 5.000 tersebut terdiri dari karyawan, pelajar, Aparatur Sipil Negara dan juga Aparatur Penegak Hukum.
Dimana karyawan industri menjadi paling dominan yang terpapar.
Sementara untuk Narkoba yang digunakan sabu, ganja, tembakau sintesis maupun obat-obatan daftra G yang cukup banyak beredar.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Cilegon Raden Fadjar Widjanarko menjelaskan, jika sebagian besar yang terpapar penyalahgunan yakni karyawan. Dimana sebagian alasanya adalah agar bisa terus bekerja, tidak tidak mudah lelah.
“Jadi motiv bermacam-macam, kebanyakan karena live stile, kerjanya supaya semangat, bekerja lebih kiat dari waktu seharusnya. Lalu juga karena berkemampauan secara hidup, Itu rata-rata begitu pengkuan yang melakukan rehabilitasi,” katanya, Jumat 30 Desember 2022.
“Dominan berdasarkan data survei prevalensi penyalahgunaan narkoba pada 2021 itu adalah keryawan industri,” imbuhnya.
Berbeda dengan pelajar, lanjut Fajar, terpapar karena pengaruh luar yang masuk mengedarkan kepada para pelajar.
“Ini kan biasanya mengedarkan yang murah. Salah satunya untuk mengubah cara tradisional seperti dengan lem dan obat warung. Jadi yang digunakan obat-obatan daftar G,” ucapnya.
Dalam upaya pembarantasan pihaknya melakukan pendekatan 4 metode, yakni Strategi soft power approach, hard power approach, smart power approach dan sinergi.
Baca Juga: 25 Ucapan Selamat Tahun Baru 2023 Bahasa Inggris dan Artinya, Cocok Dibagikan di Media Sosial
“Strateginya dengan intervensi program pada level kelurahan, kecamatan sekolah dan madrasah Bersinar (Bersih Narkoba), lalu ada penindakan atau pengungkapan, ada juga memberikan layanan digital, hingga kerjasama kolabirasi dengan seluruh instansi,” pungkasnya. ***