BANTENRAYA.COM – Simak sinopsis lengkap dari film horor Pengabdi Setan yang nantinya akan ditayangkan dalam program movievaganza Trans 7.
Trans 7 menyuguhkan tayangan yang bisa menjadi hiburan keluarga berupa program movievaganza dari tanggal 26 Desember hingga 1 Januari 2022 sebagai bentuk siaran menjelang tahun baru salah satunya yakni film horor Pengabdi Setan.
Pengabdi Setan menjadi film horor yang disutradarai oleh Joko Anwar dan telah rilis pada tahun 2017 yang mengadopsi judul dan jalan cerita serupa di tahun 1982 sebagai prekuelnya. Berikut sinpsis lengkap dari film horor Pengabdi Setan yang akan tayang di Trans 7 pukul 22.45 WIB.
Baca Juga: Cara Cek dan Link Pengumuman Kelulusan PPPK Tenaga Kesehatan Tahun 2022
Terdapat sebuah keluarga terdiri dari bapak, ibu, nenek dan empat orang anak. Rini (Tara Basro) menjadi anak pertama dari pasangan Bahri Suwono / bapak (Bront Palarae) dan Mawarni Suwono / ibu (Ayu Laksmi) dan terdapat seorang neneknya Rini bernama Rahma Saidah (Elly D. Luthan).
Tiga adik Rini yang lain adalah Toni Suwono (Endy Arfian), Bondi Suwono (Nasar Anuz) dan yang bungsu Ian Suwono (Muhammad Adhiyat). Untuk Ian sendiri digambarkan memiliki kelainan pada pengucapan “gagu”.
Cerita diawai dari Rini yang mendatangi sebuah kota untuk bertemu dengan seseorang demi meminta royalti milik ibunya yang diketahui dulu adalah seorang penyanyi terkenal sebelum tiga tahun belakangan sakit parah. Karena sudah lama ketenaran sang ibu redup alhasil Rini hanya bisa memperoleh sedikit dari royalti tersebut.
Baca Juga: Tanggul Ciujung Jebol, Empat Desa di Kabupaten Serang Terdampak Banjir
Pulang dengan wajah kecewa dan menuju rumah neneknya yang berada di tengah hutan. Sedangkan bapaknya Rini (Bahri Suwono) telah menghabiskan uang tabungannya untuk pengobatan istrinya, Mawarni Suwono.
Ibunya Rini (Mawarni Subono) kini tengah berbaring sakit di ranjang tidurnya dan membunyikan lonceng untuk memanggil orang terdekatnya apabila meminta bantuan.
Bunyi lonceng itu terdengar sama Bondi dan Rini akan tetapi Bondi tak berani masuk ke dalam kamar ibunya disebabkan ia merasa takut akan sakitnya Mawarni yang merubah fisiknya dan tak bisa bicara seperti orang normal.
Baca Juga: Breaking News, Nikita Mirzani Bebas
Akhirnya Rinilah yang masuk ke dalam kamar Mawarni untuk mengecek kondisi ibunya itu. Sampai di sana terdapat sang ibu yang tengah ketakutan dan memandangi plafon rumah seolah-olah ia melihat sesuatu.
Karena tidak melihat, Rini berusaha menenangkan ibunya itu. Malampun datang, Rini bermimpi bahwa ibunya memanggil dirinya dengan membunyikan lonceng dan ketika dicek ternyata Mawarni sudah berdiiri didepan jendela.
Ketika akan disentuh punggungnya oleh Rini dari belakang, rupanya sang ibu langsung terjatuh dan meninggal seketika.
Baca Juga: Link Nonton Kupu-Kupu Malam Episode 7B dan 7C Full Movie Lengkap dengan Sinopsisnya
Terbangun dari mimpi buruknya, kali ini Rini langsung mendapati kejadian sama persis dalam mimpinya barusan.
Paginya ibunya Rini dimakamkan dan pada malam harinya diadakan tahlilan yang sebenarnya keluarga itu jauh dari agama.
Setelah menggelar tahlilan, Bahri Suwono (bapak) berbincang dengan dua anaknya yaitu Rini dan Toni. Ia menuturkan bahwa esok hari dirinya akan pergi ke kota untuk mencari pinjaman agar rumah yang ia tinggali tidak di sita.
Perbincangan selesai, Toni masuk kamar sebelum tidur ia mendengarkan radio. Ketika asik mendengar alat siaran lama itu, tiba-tiba terdengar suara lonceng dari arah kamar almahumah ibunya.
Baca Juga: Arti Kata Ogah dalam Kosakata KBBI, Artinya Tidak Mau Hingga Tukang Mengatur Jalan
Toni memberanikan diri untuk mendatangi kamar ibunya, betapa terkejutnya lonceng itu bunyi secara sendiri dan terjatuh dari atas kasur. Merasa seram, lantas Toni masuk ke dalam kamarnya kembali untuk tidur untuk menghalau rasa takut dalam dirinya.
Esok hari tiba, Bondi yang izin tidak masuk sekolah lalu ia bermain teropong film untuk menghilangkan kejenuhannya. Mainan itu digerakan dengan cara diputar pada tuasnya untuk berpindah gambar.
Dan pada saat gambar berikutnya, nampak wajah perempuan menyeramkan terdapat dalam teropong film tersebut.
Pada waktu yang bersamaan di lain tempat, Rini pergi ke sumur belakang rumah untuk mengambil air. Setelah mengambil air ia merasa ada mahluk berada dalam kaca samping sumur, setelah di cek kembali ternyata tidak ada.
Malampun datang, Toni ketika akan tidur dirinya kembali mendengar bunyi lonceng ibunya yang seketika ada suara orangnya dekat disampingnya. Karena hal itu, Toni ketakutan dan mencoba menyalakan lampu kamar dan ternyata tidak ada orang di sampingnya.
Tidak hanya Toni, dua adiknya yaitu Bondi dan Ian mendapat gangguan serupa ketika akan kecing mereka berduan melihat foto alamarhumah ibunya dilorong ruangan sehingga bernisiatif untuk menutup foto tersebut. Ketika melempar kain ke arah foto, ternyata langsung membentuk suatu wujud makhluk dan mengejar Bondi dan Ian.
Baca Juga: Pak Ogah Wafat, Warganet 80 dan 90 Berduka Cita
Keesokan harinya, Rini bertemu dengan kawannya yang tak lain adalah anak seorang Ustadz yakni Hendra (Dimas Aditya). Hendra mengungkapkan bahwa waktu kemarin ia menguburkan jenazah ibunya Rini ia melihat ada roh jahat yang selalu berkeliling dalam keluarga Rini, begitu juga saat ia lewat depat rumah temannya itu. Singkatnya Rini menolak ajakan tinggal sememtara di rumah Hendra selagi Pak Bahri pergi ke kota.
Saat Rini pulang, ia mendapati Bondi yang teriak dan menunjukan bahwa neneknya telah terjatuh ke dalam sumur. Singkatnya usai pemakaman, dikamar sang Nenek Rini menemukan secarik surat untuk diantarkan kepada Pak Budiman (Egy Fedly) demi meminta tolong keselamatan keluarga Bahri Suwono.
Rini pegi ke sana dengan ditemani oleh Hendra, Pak Budiman menuturkan bahwa neneknya Rini itu dekat dengan dirinya waktu masih sekolah. Pak Budiman juga mengungkapkan bahwa sebenarnya Neneknya RIni sebenarnya tidak suka dengan menantunya atau ibunya Rini dikarenakan profesinya dulu sebagai seniman.
Sebab zaman dulu sebagai seniman atau penyanyi dianggap bermartabat tidak baik, ditambah setelah menikah dengan anaknya yaitu Bahri Suwono jadi menambah ketidaksukaan Nenek dengan Ibunya Rini.
Hubungan Nenek dengan Ibu mencair setelah melahirkan Rini, Toni, Bondi dan Ian. Namun 3 tahun waktu Ibunya sakit, sang Nenek merasa ada yang janggal dan berasumsi bahwa kelahiran menantunya itu pasti ada bantuan dari setan atau pengikut sekte.
Karena sesungguhnya, Ibunya Rini adalah seorang wanita yang sudah didiagnosa mandul namun sekarang telah mempunya empat orang anak. Rini pulang dari tempat Pak Budiman dengan membawa majalah ‘Maya’ karya Pak Budiman terkait kondisi keluarga Rini.
Singkat cerita majalah itu ditemukan oleh Toni, anak kedua itu mencoba berpikir kritis akan isi dari majalah dengan kepergian ibunya.
Baca Juga: Tips Bakar Ayam Agar Tidak Gosong dan Matang Merata, Bisa Ditiru Saat Malam Tahun Baru
Menurut Toni, isi majalah ‘Maya’ karya Pak Budiman itu menjelaskan bahwa ada sekelompok sekte atau pengabdi setan demi kesuburan. Dan ditambah apabila keinginannya sudah terpenuhi maka anak terakhir yang berusia dibawah tujuh tahun maka harus menjadi korban jika mengerucut pada keluarganya maka Ian-lah yang menjadi tumbal.
Toni juga mengaitkan dengan foto-foto lama ibunya yang dulu ia sering ikut menemani sang ibu manggung. Kedapatan di sana ada sejumlah sekelompok orang misterius yang selalu menamani Ibunya. Toni beranggapan bahwa sekelompok orang misterius itu adalah anggota sekte.
Setelah ngobrol denga Toni, Rini memasak telur dadar didapur bersama Ian. Dalam bayangan kaca nampak muka sang Nenek tengah duduk dikursi roda. Setelah itu Rini mencoba menghubungi Pak Ustadz (Aswendi Nasution) yaitu ayahnya Hendra untuk meminta bantuan.
Pak Ustadz menyarankan untuk Rini bersama adik-adiknya agar melaksanakan pendekatan kepada tuhan dengan cara menjelankan kewajiban umat islam, yaitu sholat.
Malamnya datang, Rini mencoba sholat sesuai arahan dari Pak Ustads, ketika selesai ia dikejtukan dengan penampakan perempuan bergaun putih mirip dengan ibunya tepat dihadapannya.
Karena hal tersebut, Rini dan adik-adiknya untuk sementara waktu tinggal di rumah Pak Ustadz. Keesokanya, Toni menemukan hal baru dalam majalah ‘Maya’ dimana setiap perempuan yang hamil di sana melainkan bukan hasil hubungan denga suaminya akan tetapi dengan lelaki lain yang menjadi pengikut sekte tersebut.
Hal itu diperkuat dengan wajah keempat anak Pak Bahri yaitu Rini, Toni, Bondi dan Ian. Keempatnya tidak memiliki wajah yang mirip.
Tak berselang lama, ada telepon masuk dari Pak Budiman yang menyuruh Rini datang kesana. Ia tidak bisa datang ke tempat Pak Budiman karena menjaga adik-adiknya. Hendra menawarkan diri untuk berangkat ke sana.
Baca Juga: Profil Abdul Hamid Pengisi Suara Pak Ogah ‘Si Unyil’ yang Meninggal Dunia di Usia 74 Tahun
Setelah sampai, Hendra dititipi pesan berupa tulisan terakhir Pak Budiman mengenai sekte itu, dan pesan tersebut harus sampai ke tangan Rini.
Perjalanan pulang, Hendra terjatuh dari motor dan terlindas truk sehingga nyawanya tak tertolong. Jasad Hendra dibawa pulang, ketika diturunkan dari mobil, jatuh amplop coklat yang berisi surat dari Pak Budiman untuk Rini.
Malampun tiba, dimana Pak Bahri sudah pulang dan menjemput Rini bersama adik-adiknya di rumah Pak Ustadz. Setelah pulang kemabali ke rumah, rupanya teror hantu kembali datang dengan membawa Ian kedalam sumur saat kencing di sana.
Tahu anaknya dalam bahaya, Pak Bahri langsung terjun ke dalam sumur untuk menyelamatkan Ian dan iapun selamat. Tak cukup sampai diisitu, Ian yang selamat kembali ditarik sama roh jahat namun untungnya ia berhasil diselamatkan oleh Bondi.
Saat itulah muncul sekelompok orang yang mengenakan pakaian serba dan payung hitam dengan menaruh bijih merah disekeliling rumah. Pak Budiman menantang mereka, tetapi tidak ada perlawanan selain menyebar bijih merah.
Keesokannya, kelurga Pak Bahri tengah menunggu jemputan untuk pindah rumah. Karena lama nunggu jemputan, Rini izin keluar sebentar dan di tempat bekas anggota sekte semalam rupanya ada tebaran bijih merah yang ia temukan. Sampai malam jemputan belum datang, dan disitu ada Pak Ustadz menemai keluarga itu.
Teringat akan surat terakhir Pak Budiman, Rini mengobrol dengan Toni untuk menghubungkan bijih merah yang ia temukan dengan pesan dalam surat. Isinya adalah pengikut sekte itu menebarkan biji merah karena mereka tahu bahwa Ian bukan dijadikan tumbal melainkan akan dijadikan Ketua diantara mereka. Dengan menebarkan biji merah itu sebagai tanda penjemputan yang akan dilakukan para mayar hidup untuk membawa Ian.
Baca Juga: Jadwal Film Horor Moveivaganza Trans7, Film Asih 2 hingga Pengabdi Setan
Saat itulah Bondi melihat adiknya tengah lancar berbicara, yang sebelumnya ia mengidap kelainan “gagu” setelah Bondi tanya ternyata jawaban Ian adalah dirinya mengobrol dengan temannya yakni pocong.
Secara bersamaan Pak Ustadz terbunuh dengan bersimbah darah ulah pocong-pocong dan Pak Bahri mendapat teror mayat istrinya tepat berada di samping ranjang tidurnya.
Mereka kumpul dibawah dan melihat penampakan Neneknya yang ternyata membantu untuk menahan para pocong yang akan menyerang keluarga Pak Bahri.
Ian sekarang telah dibawa sama ibunya dan para pocong untuk dijadikan Ketua di sana dan untungnya tepat ada Pak Budiman menjemput mereka yang dalam bahaya.
Satu tahun kemudian, keluarga Pak Bahri hidup normal dan bertetangga dengan seorang keluarga yang ternyata itu adalah anggota sekte sama seperti alamarhumah istrinya. * * *

















