BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Cilegon melaksanakan gladi kesiapsiagaan terhadap bencana di Kota Cilegon.
Kegiatan gladi kesiapsiagaan sebagai langkah antisipasi pemerintah dalam mencegah jatuhnya korban saat bencana terjadi.
Gladi kesiapsiagaan bencana dilakukan salah satunya di Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kamis, 20 Oktober 2022.
Baca Juga: Nahas! Anak Perempuan Pulang Mengaji Dibegal, Ditusuk hingga Meninggal Dunia di Cimahi
Gladi Kesiapsiagaan Bencana dilakukan dengan pemaparan materi tentang kebencanaan terhadap puluhan warga Kelurahan Lebak Gede di Taman Kanak-kanak Bina Insan, Lebak Gede, Pulomerak.
Pada Jumat, 21 Oktober 2022 akan dilakukan simulasi penanggulangan bencana gempa diikuti tsunami serta kekagagalan industri sekitar Kecamatan Pulomerak.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cilegon Nikmatullah mengatakan, gladi kesiapsiagaan bencana dilakukan agar masyarakat Kota Cilegon yang rawan bencana memahami tentang kebencanaan.
Baca Juga: The Daddies Tumbang, Dua Bestie Gagal Bertemu di Perempatfinal Denmark Open 2022
“Masalah bencana menjadi perhatian kami karena lokasinya berada di megathrust Selat Sunda dan banyak industri kimia di sekitar Cilegon,” kata Nikmat.
Pemaparan materi kesiapsiagaan bencana dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cilegon, Basarnas Banten dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).
“Hari ini itu materi di ruangan, besok di lapangan, simulasi bencananya,” kata Nikmat.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 di Banten Mulai Menipis, Selanjutnya Bakal Diganti Produk Lokal
Menurutnya, bentuk bencana yang sering terjadi di Kota Cilegon adalah banjir.
Namun karena Kota Cilegon dikelilingi industri kimia di sekitar pantai, membuat kesiapsiagaan terhadap bencana kegagalan industri juga perlu dilakukan.
“Di Cilegon yang sering terjadi banjir, tetapi karena lokasi kita berada di industri dan di lingkungan pusat megathrust kita tetap siaga bencana (kegagalan industri),” kata Nikmat.
Baca Juga: Warga Cilegon Pemilik Ijazah Kejar Paket Berpeluang Terima Beasiswa Full Sarjana
Nikmat berharap, dalam kesiapsiagaan bencana kegagalan industry dilakukan melalui system pentahelix yang melibatkan pemerintah, komunitas atau masyarakat, akademisi, industri dan juga media massa.
“Tanggungjawab kesiapsiagaan bencana bukan hanya pemerintah saja, tetapi semua unsur,” pintanya.
Nikmat menerangkan, kesiapsiagaan bencana oleh masing-masing industri sudah baik. Namun, kesiapsiagaan di antara industri dan lingkungan sekitar yang belum terkoordinasi sepenuhnya.
Baca Juga: BPOM Deteksi 5 Obat Sirup yang Mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, Ada Merk Terkenal
“Kalau industri sudah baik, masing-masing punya SOP (standar operasional prosedur) penanganan bencana, tetapi ketika terjadi kegagalan teknologi di industri satu, harus disinkronkan dengan industri lainya dan juga masyarakat,” tuturnya.
“Ini yang kita butuhkan agar kami harap pada yang menggagas agar penanganan bencana SOP-nya untuk masyarakat perlu diberitahu,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana pada BPBD Kota Cilegon Oman Faturrohman mengatakan, Gladi Kesiapsiagaan Bencana dilakukan dua sesi, pertama pemberian materi atau teori, dan kedua praktik simulasi bencana di lapangan.
Baca Juga: 15 Kata Mutiara Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober yang Penuh Makna dan Terdengar Keren
“Simulasi diikuti ratusan warga Lebak Gede,” tuturnya.
Oman menambahkan, kesiapsiagaan bencana harus dilakukan. Selain itu, edukasi juga dilakukan.
“Simulasi diperlukan bagaiman komunikasi antar stakeholder saat terjadi bencana, kemana jalur penyelamatannya harus diketahui masyarakat,” tutupnya. ***



















