BANTENRAYA.COM – Penyebab terbentuknya hari santri nasional karena isi dari resolusi jihad yang dikeluarkan ulama.
Fatwa ulama mengenai resolusi jihad erat berhubungan dengan peringatan hari santri nasional yang setiap tahunnya diselenggarakan.
Lantas seperti apa isi dari resolusi jihad yang menjadikan cikal bakal terbentuknya hari santri nasional di Indonesia.
Sebelumnya Indonesia telah menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dari belunggu penjajah.
Belum genap satu bulan dari kemerdekaan, Indonesia kala itu dihampiri tentara sekutu dalam hal ini Inggris dengan dalih ingin membebaskan tawanan dan pasukan Jepang.
Pemerintah waktu itu menyetujui asal tidak ada tentara Belanda yang menyusup.
Baca Juga: Bau Limbah Bekas Oli Meluas, Warga Kemang Kidul Kota Serang Geruduk PT RGM
Keputusan tersebut disepakati karena Soekarno menganggap Indonesia baru merdeka, dengan begitu negara lain terutama sekutu bisa mengakui kemerdekaan Indonesia sebab terbukti membebaskan tawanan mereka.
Namun kesepakatan yang telah dibentuk malah dihianati Inggris, mereka membawa pasukan dari Belanda dengan misi untuk menguasai kota Surabaya.
Karena merasa khawatir dengan kondisi tersebut, membuat bung Karno risau akan terjadinya peperangan kembali.
Baca Juga: Boy William dan Ayu Ting Ting Pernah Musuhan 4 Tahun, Ternyata Ini Penyebabnya
Karena menurtunya jika dihitung secara matematis Indonesia waktu itu bisa kalah, sebab para sekutu membawa persenjataan yang memadahi untuk menghancurkan dan menguasai Indonesia.
Berkat saran dari panglima Jenderal Soedirman, dirinya disarankan untuk mengutus seseorang menemui salah satu tokoh sentral dikalangan Nahdlatul Ulama yaitu KH Hasyim Asy’ari di pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Tujuan Soekarno mengutus orang menemui pendiri adalah untuk meminta fatwa atau pendapat mengenai hukum membela agama yang notabene buka negara islam seperti Indonesia.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Meningkat, Kemenkes Larang Apotek Jual Obat Cair dan Sirup untuk Sementara Waktu
Mendengar permintaan tersebut, membuat Kyai Hasyim mengundang segenap tokoh-tokoh Nu di Jawa dan Madura untuk memusyawarahkan sekaligus menunaikan sholat istikharah guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
21 Oktober 1945 seluruh delegasi dari NU telah memenuhi undangan yang bertempat di gedung pusat Ansor jalan puputan, Surabaya.
Hasil diskusi yang panjang serta mendengar jawaban dari Istikharah para kyai NU, keesokan harinya pada 22 Oktober 1945 menghasilkan tiga rumusan penting yang dinamakan Resolusi Jihad
Baca Juga: Raihan Rating Top 5 Besar: Preman Pensiun 7 Berhasil Geser Ikatan Cinta dan Cinta Setelah Cinta
1. Setiap muslim, tua, muda dan miskin sekalipun wajib memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan Indonesia
2. Pejuang yang mati dalam perang kemerdekaan layak disebut syuhada
3. Warga Indonesia yang memihak penjajah dianggap sebagai pemecah belah persatuan nasional dan oleh karena itu harus dihukum mati
Isi dari Resolusi Jihad itu ditulis dengan huruf arab jawa atau pegon.
Hanya berselang tiga hari pasca Resolusi Jihad dicetuskan, kurang lebih enam ribu tentara sekutu mendarat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Dengan keluarnya Resolusi Jihad membuat para laskar pejuang baik dari Sabilillah dan Hizbullah rela bertempur selama tiga hari di Surabaya sejak tanggal 27 hingga 29 Oktober 1945.
Tentara Inggris yang kewalahan, tepat pada tanggal 30 Oktober 1945 jenderal terbaiknya habis dibunuh di Jembatan Merah yaitu AWS Mallaby
Demikian sejarah munculnya isi Resolusi Jihad yang menjadi salah satu faktor perjuangan kaum santri dalam mengusir penjajah. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan informasi, ***