BANTENRAYA.COM – Umat Islam di seluruh dunia dalam sepekan ini akan melakukan kegiataan di bulan istimewa yakni Rabiul Awwal, tepatnya merupakan kelahiran Nabi Nabi Muhammad SAW yang sering dekenal dengan bulan Mulud.
Bulan Mulud sendiri biasa dikenal dengan riasan panjang untuk mengiat tradisi khas Banten yang memiliki sebuah kearifan budaya lokal yang terus berkembang setiap tahunnya
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ternyata merupakan bentuk dalam sejarahnya, perayaan Panjang Mulud yang dilakukan secara massal telah ada sejak masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yaitu sekitar tahun 1651 M-1672 M.
Baca Juga: Milad 18 Tahun, LAZ Harfa Peletakan Batu Pertama Masjid Rumah Quran
Kala itu perayaan Panjang Mulud dilakukan dengan sangat meriah. Pada masa pemerintahan belanda bahkan jepang.
Panjang Mulud masih tetap berlangsung namun tidak semeriah pada masa kesultanan lantaran dimasa kini disebabkan adanya covid-19 sehingga perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dihentikan.
Namun kalian tahukah perayaan panjang mulud sendiri ternyata banyak sekali serba-serbi yang kalian tidak diketahui.
Baca Juga: Siap-siap Siaran TV di Seluruh Tangerang Mati 10 Hari Lagi
Yuk simak artikel yang telah dirangkum Bantenraya.com dari berbagai sumber.
1. Warga melakukan acara ngeriung saat acara berlangsung
Sehari sebelum pelaksanaan, warga melakukan acara ngeriung ‘makan bersama’ dan tausiah maulid ‘ceramah maulid’ yang dimulai setelah shalat magrib.
Esok harinya, pelaksanaan Ngarak (Panjang Mulud) dimulai. Titik awal arak-arakan Panjang Mulud berada di Mesjid dan dilaksanakan sekitar pukul 07.00.
Pelaksanaan diawali dengan doa bersama yang dipimpin kyai. Dalam sesi doa bersama diselipkan sesi hadhoroh, yaitu doa yang dipanjatkan untuk keluarga atau kerabat yang sudah meninggal.
Biasanya keluarga yang mengikuti sesi hadhoroh ini akan menaruh uang – seikhlasnya – dalam amplop yang bertuliskan keluarga atau kerabat yang sudah meninggal.
Baca Juga: 20 Daftar Lagu Indonesia yang Enak dan Cocok di Dengar Setelah Pulang Kerja atau Bersantai
Amplop tersebut bersama dengan amplop lainnya ditaruh di dekat kyai.
Seluruh amplop tersebut biasanya akan dikumpulkan untuk dipergunakan untuk acara keagamaan atau disumbangkan kepada warga tak mampu.
2. Terebang Gede
Baca Juga: Usai Somasi Konsumen, Akun Instagram Est Teh Indonesia Diserbu Warganet: Brand Payah!
Terebang Gede yang tergabung dalam sesi Ngarak menampilkan alunan musik khas Panjang Mulud untuk mengiringi dzikir mulud. Teks dzikir yang digunakan adalah dari Kitab Barzanzi yang dilantunkan oleh kelompok pedzikir dan peserta Ngarak.
3. Ngarak Panjang dengan berkeliling menuju masjid.
Selain berdzikir, shalawat juga dilantunkan dalam acara Ngarak tersebut.
Baca Juga: SEGERA CEK Seberapa Malas Kamu dengan Link Ujian Kemalasan Docs Google Form di Sini!
Rute pertama Ngarak adalah berjalan menuju lokasi Panjang. Setelah seluruh Panjang ikut dalam rombongan, acara Ngarak dilakukan dengan cara berjalan mengelilingi kampong menuju masjid.
4 Ngeropok
Saat ada kegitana panjang mulu biasanya kalangan masyarakat khusus Serang Banten sering dekenal dengan ngeropok yang nantinya akan berebut isi panjang mulud.
Baca Juga: Klik Link Ujian Kemalasan Docs Google From Cari Tahu Seberapa Malasnya Kamu?
Itulah serba-serbi kegiatan panjang mulud di setiap tahunya khususnya Serang Banten.*



















