BANTENRAYA.COM – Terkait awal mula peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, Pendiri Pusat Studi Al Quran (PSQ) Prof Muhammad Quraish Shihab mempunnyai penjelasan dan pendapatnya sendiri.
Menurut Prof Quraish Shihab, awal mula peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ada dua jawaban yang menjadi dasarnya.
Dikutip Bantenraya.com dari NU Online, pertama, menurut Prof Quraish Shihab awal mula mula peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah ketika Rasulullah sendiri bersyukur atas kelahirannya kepada Allah dengan cara berpuasa pada hari Senin.
Baca Juga: Link Nonton Gratis Bisikan Jenazah, Film Horor Aldi Taher yang Ditonton 4 Kali oleh Vidi Aldiano
“Dalam (riwayat hadits) Shahih Muslim oleh sahabat Nabi ditanya, kenapa Nabi berpuasa pada hari senin? Beliau (nabi) menjawab, itulah hari dimana aku lahir,” ujar Prof Quraish Shihab, dilihat Bantenraya.com dari NU Online pada Minggu 25 September 2022.
Kedua, sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, salah seorang pamannya bernama Abu Lahab bersyukur menyambut kelahirannya.
Tidak hanya bergembira, konon Abu Lahab ketika Nabi Muhammad lahir diceritakan memerdekakan satu budaknya.
Baca Juga: Berani Coba? Link Tes Ujian IQ Viral di TikTok, Cek Seberapa Pintar Kamu
“Al-Abbas paman nabi menceritakan bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab mengatakan keadaannya, ‘saya seperti yang engkau lihat tersiksa, tetapi setiap hari Senin Allah meringankan siksanya kepadaku karena aku bergembira kelahiran Nabi Muhammad,” ungkap Prof Quraish Shihab.
Prof Quraish Shihab menjelaskan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang tadinya hanya dirayakan oleh Rasulullah pribadi dengan berpuasa pada hari Senin, kemudian berkembang dengan berkembangnya Islam dari masa ke masa.
Adapun perayaan maulid Nabi dengan aneka hiasannya dimulai dari dinasti Abbasiyah pada zaman Khalifah Al-Hakim Bilah.
Baca Juga: Permainan Timnas Indonesia Melesat Berkat Shin Tae-yong, Ratu Tisha Diseret-seret
Disebutkan bahwa Khalifah Al-Hakim Bilah merayakan maulid Nabi bersama dengan permaisurinya lengkap dengan pakaian-pakaian indah yang mereka kenakan.
“Dari sini kemudian sampai sekarang di Mesir hal itu diperingati dalam bentuk membuat boneka-boneka dari manisan. Di situ digambarkan permaisuri dengan pakaian putihnya, ada khalifah dengan naik kuda sebagai bentuk kesyukuran, peringatan mendidik anak-anak mencintai rasul ini kemudian berkembang di mana-mana,” jelas Prof Quraish.
Setelah itu, perayaan maulid Nabi berkembang terus, di mana setiap negara dan wilayah berbeda-beda dalam melakukan perayaan maulid Nabi.
Baca Juga: 2 Contoh Teks Sambutan Ketua Panitia Acara Maulid Nabi Muhammad, Singkat dan Mudah Dilafazkan
Di wilayah Banten misalnya, ketika acara maulid Nabi Muhammad, masyarakat Banten membuat Panjang.
Panjang Mulud adalah benda yang dihias, yang digunakan dan dipertontonkan pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Sedangkan, Prof Quraish Shihab memberikan contoh perayaan maulid Nabi di Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Trending Twitter, Kritik Kadar Gula Es Teh Indonesia Konsumen Malah Kena Somasi
“Di Sulawesi Selatan misalnya. Maulid Nabi dirayakan dengan membuat lampu-lampu dari simpron kemudian dihias dengan aneka aksesoris,” terangnya.
Terakhir, ayah Najwa Shihab ini menyatakan bahwa dalil bergembira dengan anugerah yang telah Allah berikan kepada umatnya, menjadi dasar para ulama untuk membolehkan perayaan maulid Nabi.
“Memang Allah memerintahkan qul wabifadlillahi wabirohmati fabidzalika falyafrahu wa khairum mimma yajma’un. Berkat rahmat Allah, berkat anugerah Allah hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik. Ini yang dijadikan dasar dan dalil para ulama untuk merayakan Maulid (Nabi),” pungkasnya.***
















