BANTENRAYA.COM – Pedagang hewan kurban di Kota Serang mengeluhkan penjualan hewan kurban menyambut Idul Adha 2022 ini sepi pembeli.
Sepinya permintaan konsumen hewan kurban ini disebabkan, karena adanya penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Minimnya permintaan konsumen hewan kurban, berpengaruh pada omsetnya pendapatan pedagang.
Baca Juga: Cegah Stunting dan Gizi Buruk, Walikota Syafrudin Ajak Warga Gemar Makan Ikan
Keluhan sepi penjualan hewan kurban ini dikeluhkan salah satu pedagang hewan kurban di Jalan Bhayangkara, persisnya di depan Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Dadang Rahman Taufik.
Dadang Rahman Taufik mengatakan, adanya PMK tahun ini sangat mempengaruhi terhadap omset penjualan hewan kurban miliknya.
“Pengaruh cukup besar sekali ya hampir 50 persen lebih,” ujar Dadang Rahman Taufik, kepada Banten Raya, Selasa 5 Juli 2022.
Baca Juga: Penghapusan Tenaga Honorer, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang: Berpotensi Lumpuhkan Pelayanan Publik
Dadang Rahman Taufik mengaku, musim kurban tahun kemarin, sepekan menjelang Idul Adha, sekitar puluhan ekor hewan kurban laku terjual.
“Biasanya sampai hari ini sudah habis 80 ekor, ini paling cuma ada 15 ekor doang yang lakunya,” keluhnya lagi.
Mendekati hari H Idul Adha, kata Dadang Rahman Taufik, penjualan hewan kurban bisa dikisaran 100 ekoran.
Baca Juga: Buaya di Pantai Batu Saung Anyer, Disporapar Pastikan Aman
“Kalau tahun lalu bisa menjual sampai di 100 ekoran satu musim, tahun ini sekarang cuma berapa,” katanya.
Tak hanya sepi, Dadang Rahman Taufik pun mengeluhkan sulitnya mencari hewan kurban yang kualitas bagus. Sekalipun ada harganya pun tinggi.
“Udah cari barangnya susah, harga barangnya pun tinggi lagi,” keluh Dadang Rahman Taufik.
Baca Juga: Pemkab Serang Berpeluang Dapatkan KLA Kategori Madya
Meski mencari hewan kurbannya sulit, Dadang Rahman Taufik mengaku memprioritaskan kualitas untuk para konsumennya.
“Cari barangnya juga susah, karena kami dari sananya juga gak mau sembarangan ngambil barang begitu aja. Harus betul-betul sehat,” ucap dia.
Dadang Rahman Taufik menyebutkan, kenaikan harga sapi dan kerbau tahun ini rata-rata dikisaran Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per ekor.
Baca Juga: KKN Mahasiswa UIN SMHB, Bupati Tatu: Harus Berdampak terhadap Pembangunan di Kabupaten Serang
Untuk harga kambing kenaikannya Rp 500 ribu per ekor rata-rata.
“Kenaikan harga ini karena PMK. Gara-gara PMK pasar banyak yang ditutup, terus andai ada juga mereka pada bertahan di rumah,” jelasnya.
Dadang Rahman Taufik menerangkan, harga hewan kurban di lapaknya variatif. Untuk harga domba termurah dijual Rp 2 juta per ekor hingga Rp 10 juta per ekor.
Baca Juga: Kepala BPIP Dorong Dunia Kedokteran Implementasikan Nilai-Nilai Pancasila
Harga sapi termurah mulai dari 18 juta per ekor, hingga Rp 35 juta per ekor.
Begitupun harga jual kerbau mulai dari Rp 18 juta hingga Rp 35 juta per ekor.
“Ini saya ambil dari Garut Selatan, daerah Bungbulang, Pakenjeng, kalau sapi sebagian dari Banyumas, langsung dari petaninya, karena kalau dari pasar gak bisa ngambil ke pasar,” akunya.
Baca Juga: Perbaikan SD Negeri 16 Kota Serang, Dindikbud Kota Serang Anggarkan 2023
Dadang Rahman Taufik memastikan seluruh hewan kurban yang dijualnya dalam kondisi sehat, karena telah mengantongi rekomendasi dari tim kesehatan hewan (Keswan) DKPPP Kota Serang.
“Sudah ada. Kita gak bisa bawa barang kesini kalau tidak ada rekomendasi dari provinsi atau pun dari kota. Dari Garutnya juga koordinasi dengan dinas yang di Garut. Sebenarnya enak juga kayak gini kesehatannya lebih terjamin untuk konsumen,” terangnya. ***
















