BANTENRAYA.COM – Ibadah haji merupakan Rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam.
Hanya saja, ibadah haji memiliki batasan dilaksanakan kepada individu yang mampu.
Mampu melaksanakan ibadah haji di sini dalam arti mampu secara finansial dan fisik.
Karena seperti diketahui, melaksanakan ibadah haji memerlukan dana yang tidak sedikit, dan juga membutuhkan tubuh yang prima karena dilaksanakan di Tanah Suci Mekkah.
Setiap orang Islam pasti menginginkan bisa melaksanakan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur.
Tapi tahukah kalian apa arti haji mabrur yang sesungguhnya? Berikut ini penjelasan tentang haji mabrur.
Dikutip Bantenraya.com dari akun instagram @nuonline_id, Pendiri Pusat Studi Al Quran (PSQ), Profesor Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata mabrur berasal dari kata barra-yabarru, artinya tunduk, taat, atau menaati.
Dengan demikian, definisi haji mabrur diperuntukkan bagi orang-orang yang mampu menepati janji.
Baca Juga: FAKTA FAKTA Pakai Sendal Jepit Saat Mengendarai Motor Bisa Kena Semprit Polisi
“Kita melaksanakan ibadah (haji) ini bagaikan berjanji kepada Allah. Itu tersurat dalam kalimat talbiyah labbaikallahumma labbaik,” jelas Prof Quraish dalam tayangan video di kanal YouTube Narasi TV.
Menurut Prof Quraish, mabrur atau diterimanya ibadah haji seorang muslim bukan sekadar sah dari sisi pelaksanaannya saja. Misalnya, thawaf bermakna memasukkan diri ke dalam lingkungan Tuhan yang Maha Esa.
“Setelah haji, Anda berjanji bahwa sisa hidup Anda akan selalu masuk dalam lingkungan-Nya,” ucap pakar tafsir Al Quran dan Hadits itu.
Baca Juga: 15 Juni 2022 Memperingati Hari Apa? Temukan Jawabannya di Sini!
Selanjutnya, ia mencontohkan sai atau usaha (lari-lari kecil) yang lambangnya dimulai dari bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwah. Shofa artinya suci dan Marwah artinya puas.
“Sai berarti Anda berjanji akan berusaha dengan titik tolak dari kesucian secara sungguh-sungguh. Itu sebabnya, ada lari-lari. Lalu puas dengan hasil setelah usaha maksimal,” papar penulis Tafsir Al-Misbah itu.
Aktivitas haji lainnya, lanjut Prof Quraish, melempar jumrah (batu) yang artinya jamaah berjanji, sejak saat ini akan jadikan setan sebagai musuh dan menjauh darinya.
Baca Juga: BTS Umumkan Hiatus Tanpa Batas Waktu, Fokus Pada Karir Solo, J Hope Bilang Begini…
“Kalau Anda menepati janji, maka haji Anda mabrur. Bukan sekadar sah saat pelaksanaanya di sana. Haji mabrur ditentukan setelah kembali dari Mekkah. Dan ingat, Anda berjanji pada Tuhan, bukan pada manusia,” ungkap tokoh berdarah campuran Arab-Bugis itu.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa semua perbuatan harus dibarengi dengan niat yang baik, termasuk ketika akan melaksanakan ibadah haji. Niat tidak harus diucapkan. Tetapi kalau diucapkan akan membantu memantapkan niat.*



















