BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota atau Pemkot Serang akan mempertimbangkan pemindahan rekening kas umum daerah (RKUD) ke Bank Banten.
Pernyataan ini disampaikan Walikota Serang Syafrudin ini menanggapi permintaan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktakbar yang meminta agar pemerintah kabupaten kota di Banten memindahkan RKUD ke Bank Banten.
“Saya kira kalau penekanannya jelas, bertanggung jawab, Pj Gubernur untuk kelancarannya dijamin,” ujar Syafrudin, kepada Bantenraya.com ditemui usai halal bihalal dan ekspose peresmian hasil pembangunan Kota Serang di Setda, Puspemkot Serang, Kota Serang, Kamis 19 Mei 2022.
“Saya kira untuk kabupaten kota terutama Kota Serang siap,” jelas dia.
Baca Juga: Jokowi Buka Kembali Keran Ekspor Minyak Goreng, Ini Daftar Harga Minyak Goreng di Pasaran Saat Ini
Sebelumnya Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meminta agar pemerintah kabupaten/kota di Banten untuk memindahkan rekening kas umum daerah (RKUD) ke Bank Banten. Hal itu perlu dipertimbangkan sebagai bentuk nyata terhadap bank pembangunan daerah (BPD) di Banten.
Al mengatakan, secara legalitas dalam posisinya Ia kini berperan sebagai pemegang saham pengendali terakhir di Bank Banten.
Oleh karena itu, pihaknya mempunyai tanggung jawab dan otoritas yang lebih terhadap upaya penyehatan perseroan.
Baca Juga: Indonesia Gagal Ke Final SEA Games Usai Takluk dari Thailand
“Oleh karena itu saya berharap betul kepada Bapak dan Ibu Bupati dan Walikota. Dengan segala kewenangan yang mereka milik dengan didasarkan pada keyakinan bahwasannya Bank Banten bisa menjadi bagian dari instrumen pembangunan di daerahnya masing-masing,” kata Muktabar.
Ia menuturkan, ada potensi yang bisa digarap Bank Banten jika seluruh pemerintah daerah di Banten memindahkan RKUD-nya ke sana. Secara hitungan matematis, Bank Banten bisa mengelola dana hingga Rp50 triliun.
Al juga menegaskan, agar pemerintah kabupaten/kota tak ragu memindahkan RKUD ke Bank Banten. Pasalnya, bank yang berdiri sejak 2016 itu dinyatakan sebagai lembaga perbankan yang sehat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Contoh Soal Tes Akademik CAT Bintara Polri 2022 Beserta Jawabannya, Sebagai Bahan Latihan
“Ada sekitar Rp50 triliun dana yang akan dikelola oleh Bank Banten. Sehingga dari besaran dana yang dikelola itu, bisa menjadikan Bank Banten sebagai tuan rumah di rumahnya sendiri,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Muktabar, dirinya juga akan mendorong pihak swasta dan seluruh industri yang ada di Provinsi Banten agar mempunyai akun atau rekening Bank Banten. Rekening itu tentunya juga digunakan secara maksimal baik sebagai penyimpanan uang atau dalam bentuk pendanaan lainnya.
“Kalau itu sudah masuk, line money market agenda kerja keuangan Bank Banten sudah bisa bergerak dengan optimal,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Serang Siapkan Anggaran Untuk Pendampingan Hukum Kepala Disparpora Yoyo Wicahyono
Tentunya, tambah Muktabar, hal itu bisa terwujud dengan basis kondisi Bank Banten telah memenuhi level kesiapan likuiditas sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam berbagai aturan.
“Dengan kata lain, Bank Banten sudah layak digunakan sebagai Bank penyimpan RKUD. Karena walau bagaimanapun, Bank Banten merupakan BPD kebanggaan kita bersama,” tuturnya.
sebelum ke sana, lanjut Al, pemprov kini sedang merumuskan cara agar pemerintah kabupaten/kota dapat memiliki saham di Bank Banten. Adapun cara yang mulai diwacanakan adalah melalui bantuan keuangan (bankeu) dari pemprov.
“Kabupaten/kota sudah sebaiknya atau selayaknya memiliki saham di Bank Banten. Mungkin, terhadap itu diantaranya skema bankeu. Kalau mungkin, ini baru pemikiran awal,” katanya.
Dalam wacananya, papar Al, nantinya sekian persennya wajib disisihkan untuk pembelian saham di Bank Banten. “Dari bantuan keuangan itu ada persentase yang kita sisihkan kepada kepemilikan saham. Mengapa tidak? Agar kita bisa memiliki bersama Bank Banten itu.
Ia meyakini, dengan wacana tersebut akan membuat Bank Banten semakin baik dan bisa menjalankan perannya sebagai mestinya. Menurutnya, salah satu tugas utama bank pembangunan daerah adalah menjaga likuiditas keuangan daerah.
“Ke depan biar Bank banten jadi andalan kita, keyakinan kita dalam pengelolaan keuangan daerah tugas utamanya menjaga likuiditas kas daerah,” tuturnya.
Terpisah, Komisaris Utama Bank Banten Hasanuddin menegaskan, pihaknya telah mempersiapkan segala hal agar tahun ini Bank Banten bisa mencetak laba di tahun ini. Segala aspek seperti struktur pinjaman dan struktur pendanaan saat ini terus diperbaiki ditambah dengan disediakannya pelayanan melalui mobile banking.
“Efisiensi di semua lini atau divisi Bank Banten. Ke depan bisa menjadi on the track. Insya Allah kita tahun ini bisa mencapai (laba), kita harus optimis,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan 2021, Bank Banten menutup 2021 dengan kredit di angka Rp3,08 triliun dan modal mencapai Rp 1,89 triliun. Perseroan membukukan rugi periode berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp265,18 miliar. Rugi tersebut berhasil ditekan lebih baik 20,88 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp308,16 miliar.
Hal ini dicapai diantaranya dengan mendongkrak pendapatan sepanjang tahun 2021, dimana pendapatan bunga bersih tumbuh 90 persen secara tahunan (yoy) menjadi sebesar Rp67,02 miliar dari Rp35,23 miliar. ***