BANTENRAYA.COM – Contoh teks khutbah Idul Fitri 1443 H yang menyentuh hati bisa disimak melalui artikel ini.
Sebagaimana diketahui salah satu sunah saat dalam rangkain shalat Idul Fitri yakni mendengarkan khutbah Idul Fitri.
Adapun fungsi dan tujuan diadakannya khutbah Idul Fitri sebagai nasihat dan pengingat agar tetap senantiasa menjalankan perintah Allah swt.
Kemudian, tata cara khutbah Idul Fitri sama dengan tata cara khutbah shalat Jumat, yakni ada khutbah pertama dan khutbah kedua.
Berikut ini contoh teks khutbah Idul Fitri 1443 H yang menyentuh hati dengan tema Tidak Berlebihan Saat Lebaran.
Contoh teks khutbah Idul Fitri 1443 H ini bantanraya.com kutip melalui situs resmi Kementerian Agama.
Baca Juga: Kapan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2022? Ini Link Live Streaming Sidang Isbat 1 Syawal 1443 Hijriyah
Khutbah 1
اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang menurunkan rahmat di pagi hari yang sejuk ini kepada kita semua, sehingga kita dapat bersama-sama mengagungkan nama-Nya.
Begitupun mari sama sama kita bersalawat kepada Nabi Muhammad sebagai panutan kita yang telah menentukan jalan kehidupan ummat manusia di seantero dunia.
Dalam kegembiraan kita merayakan Idul Fitri 1443, marilah kita meresapi tentang ketaqwaan kita kepada Allah Yang Maha Kuasa! Karena kebahagiaan yang hakiki hanya dapat diraih dengan cara menjalankan perintah Allah SWT dan larangan-Nya.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Meskipun kelonggaran diberikan kepada kita untuk merayakan Idul Fitri tahun ini, berarti kita bebas melampiaskan kemauan kita.
Baca Juga: Teks Khutbah Idul Fitri 2022 Singkat Tentang: Kembali Kepada Fitrah Sejati
Dengan belajar apa yang dilakukan Rasulullah Saw pada saat merayakan Lebaran, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Zaad al-Ma’aad oleh Ibnul Qayyim; ternyata kebahagiaan merayakan lebaran ada batasannya.
Rasulullah Saw para sahabatnya untuk mengumandangkan takbir dan tahmid sebagai ungkapan rasa bahagia dan bersyukur atas nikmat Allah: itupun ada batas waktunya yakni cukup sampai khutbah kedua.
Beliau juga mewajibkan kepada tunaikan Zakat Fitrah kepada para sahabat di pagi hari yang masih gelap gulita sampai batas waktu yang dikerjakannya Salat Idul Fitri.
Baca Juga: Gratis! Kumpulan Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2022 Desain Terbaru dan Menarik,
Hal ini berarti bahwa sesuatu yang hukumnya wajib untuk menyempurnakan ibadah puasa sekalipun, ternyata juga ada batasannya.
Idul Fitri memang penting untuk merayakan sebagai bentuk kegembiraan ummat Islam. Allah Swt berfirman dalam Surat Yunus ayat 58.
Artinya: “Katakanlah! Dengan anugerah Allah dan kasih sayang-Nya maka dengan demikian bergembiralah!”
Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Fitri 2022 Tentang: Menghidupkan Jiwa Welas Asih
Namun demikian event ini kita laksanakan dalam batasan-batasan kewajaran.
Terlebih lagi Kemeriahan Idul Fitri pada saat ini belum sepenuhnya sepenuhnya kita bebas dari masa pandemi.
Saudaraku, muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah
Masih dalam konteks kita belajar memahami cara Rasulullah merayakan Idul Fitri, pahamilah!
Pertama, Nabi Muhammad memang memperhatikan sebelum beranjak ke tempat Salat Id, kita disunnahkan mengisi perut kita.
Namun yang dimakan oleh Rasulullah hanya beberapa butir saja.
Kedua, Nabi Muhammad terbiasa mandi di pagi hari sebelum Salat Id.
Beliau juga mengenakan pakaian terbaik dengan aroma minyak wangi yang menyegarkan, seperti yang beliau sabdakan.
Artinya: “Baguskan jalan kalian. Indahkan pakaian kalian di antara orang orang”
Beliau saat hari raya memakai pakaian terbaiknya.
Dalam riwayat, beliau biasa menggunakan jubah berwarna hijau dan kadang-kadang jubah warna putih yang bergaris merah kunyit yang sangat beliau sukai.
Pakaian yang dikenakan kepada Nabi akan sangat istimewa tetapi tetap ada batasan kewajarannya.
Dalam riwayat Abdullah b. Umar, dijelaskan bahwa suatu ketika ada seorang sahabat yang menghadiahi Nabi Muhammad berupa jubah baru dari bahan sutra yang dibeli di pasar Madinah.
Namun jubah itu ditolak oleh Rasulullah dan beliau tidak mau memakainya untuk salat Idul Fitri.
Beliau berkata: “Pakaian ini hanya cocok untuk orang yang tidak punya akhlak!”
Itu berarti walaupun di hari lebaran disunnahkan mengenakan pakaian bagus tapi jangan mencolok sehingga dapat menimbulkan kebersamaan di antara umat Islam yang sedang merayakan lebaran.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah
Rasulullah Saw tak berlebihan-lebihan dalam merayakan lebaran.
Sebab semangat berlebaran adalah membangun solidaritas dan hubungan baik dengan sesama ummat Islam khususnya dan masyarakat luas umumnya.
Hal ini pelaksanaan sendiri Rasulullah Saw tatkala memilih Salat Id not di in masjid, but di tanah lapangan.
Beliau pun tak sungkan untuk berjalan kaki menuju lokasi.
Bahkan beliau memiliki kebiasaan untuk melalui jalan yang berbeda antara berangkat dan pulang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Raaulullah tatkala berangkat menuju tempat shalat Id maka jalan yang dilewatinya berlaian dari jalan ketika beliau kembali.
Pada saat berangkat menuju Idul Fitri, beliau memilih melewati jalan pasar besi ( al-Hadidin ) dan pada saat kembali ke rumah memilih jalan pasar sendal-sepatu ( al-Khizdain ).
Adapun tujuan tidak ada hal lain yang diharapkan Rasulullah bisa bertemu dan menyapa para sahabatnya yang tersebar di lorong-lorong kota Madinah.
Beliau sapa para sahabatnya dengan kalimat penelusuran dan ucapan selamat lebaran: ” Taqabbalallahu minna ma minkum.”
Inilah jiwa sosial dan keakraban Rasulullah Saw dengan para sahabat yang patut diteladani oleh ummatnya.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah
Termasuk kebiasaan Rasulullah Saw adalah menyapa para kaum Hawa dengan sangat humanis.
Beliau berkata: “Ayo bersedekah!” Dalam sebuah riwayat hidup berkelakar: bahwa sebagian besar kehidupan adalah kaum perempuan. Konon tatkala beliau berkata demikian raut muka kaum Hawa terlihat ketakutan.
Maka disambung lagi oleh Rasulullah: “Ayo bersedekah” Tentu saja karena sedekah dapat menyelamatkan manusia dari siksa kubur dan neraka.
Para kaum Hawa sahabat Nabi gembira dengan cara Nabi menyapa mereka.
Dalam penjelasan Kitab Zaad al-Ma’aad disebutkan bahwa para kaum hawa terbiasa mengucapkan sedekah di hadapan Nabi setelah Salat Id.
Begitulah kebiasaan Nabi Muhammad di dalam merayakan lebaran Idul Fitri dengan kesederhanaan dan keakraban, tanpa kelebihan-lebihan.
Semoga kita semua bisa meniru kebiasaan baik ini.
Akhirnya, marilah kita bersama-sama memohon kepada Allah Swt, semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang yang beruntung.
Minal aidin wal faizin. Taqabbalallah minna wa minkum . Amiin Ya Rabbal ‘alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah 2
اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ،
فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرْتَنَا، فَقُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيْمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللَّهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Sekian contoh teks khutbah Idul Fitri 1443 H.***