BANTENRAYA.COM – Satu per satu terduga pengeroyok Ade Armando menyerahkan diri dan ditahan petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya.
Pencarian para terduga pelaku pengeroyokan Ade Armando tak berlangsung lama.
Selang satu jam kejadian, nama-nama terduga pengeroyokan lengkap dengan foto wajahnya beredar di media sosial.
Sejumlah akun buzzer menyebarkan foto-foto dan nama terduga pelaku pengeroyokan lengkap dengan alamatnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengakui bahwa pihaknya menggunakan teknologi Face Recognition untuk melacak para pelaku pengeroyok Ade Armando.
Sebenarnya apa dan bagaimana teknologi face recognition yang digunakan polisi?
Konsultan Keamanan Siber yang juga Founder of Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto sempat angkat bicara mengenai face recognition yang digunakan polisi.
Ia memastikan bahwa saat ini polisi yang memiliki teknologi face recognition. Yang ia heran, kenapa teknologi ini digunakan oleh polisi, tapi datanya disebar oleh buzzer.
“Datanya dari mana? Teknologi face recognition punya polisi. Foto dan alamat bersumber dari data di KTP. Kok bisa akun anonim bisa punya dan menyebarkan data ini?” kata Teguh Aprianto di akun twitternya @secgron.
Dikutip dari Sahretech.com, face recognition adalah teknologi yang memungkinkan sistem komputer untuk menyimpan data indikator wajah ke dalam database dan kemudian menentukan apakah sistem mengenali orang tersebut atau tidak.
Teknologi face recognition memiliki banyak keunggulan terkait dengan pengenalan wajah seseorang dengan menggunakan sistem.
Salah satunya adalah memberikan akses kepada orang-orang yang wajahnya terdaftar di dalam sistem.
Selain itu, di beberapa negara maju, face recognition juga digunakan sebagi keamanan tambahan untuk melindungi tempat-tempat penting, seperti bandara dan instansi pemerintahan dari penyusup atau buronan.
Dengan membandingkan data personal yang terdeteksi oleh kamera dan dicocokan dengan database, sistem dapat dengan cepat mengidentifikasi keberadaan seseorang terkait kejahatan, sehingga dapat lebih mudah dilacak.
Kamera pengintai yang dibangun dengan sistem pengenalan wajah yang terintegrasi juga akan mudah melacak buronan atau teroris internasional.
Sejarah face recognition dimulai pada tahun 1964 oleh Woody Bledsoe, Helen Chen Wolfe dan Charles Beeson untuk mengenali wajah seseorang, tetapi karena didanai oleh badan intelijen, hasil pekerjaan ini tidak pernah dipublikasikan secara resmi, meski begitu, karya yang mereka hasilkan menjadi cikal bakal sistem komputer untuk mengenali berbagai objek penting di wajah, seperti bibir, bentuk mata, dan hidung. ***