BANTENRAYA.COM – Sejumlah pentolan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mendapat sejumlah ‘serangan’ jelang aksi yang akan digelar Senin 11 April 2022.
Salah satu yang sudah didapatkan adalah hoaks dengan adanya narasi Turunkan Jokowi hingga Goodbye Jokowi di media sosial yang seolah dari mahasiswa.
Hal itu sebelunya diungkapkan pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi yang mengungkap bahwa tuntutan ‘Jokowi Turun’ ini berasal dari sebuah klaster yang secara intensif mengangkat tagar.
Baca Juga: Kumpulan 20 Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2022 dengan Desain Kece, Download Secara Gratis
Tagar itu disertai meme, poster, dan video yang mendorong dan mendukung rencana aksi demo mahasiswa, namun dengan narasi yang berbeda dengan narasi mahasiswa.
Serangan lain juga datang ke mahasiswa seperti dikutip Bantenraya.com dari Pikiran-rakyat.com dari berita berjudul “Teror, Intimidasi, dan Pecah Belah Mahasiswa Jelang Aksi Demo 11 April 2022″
“Selain hoaks, teror, intimidasi, dan peretasan juga terjadi menjelang aksi. Para pentolan BEM SI mendapat teror melalui media sosial maupun langsung ke gadget mereka, ke HP mereka, dan juga ada penguntitan,” kata Konsultan media dan politik, Hersubeno Arief, Sabtu, 9 April 2022.
Baca Juga: Daftar Tarif Bus PO Murni Jaya Arus Mudik Lebaran 2022 ke Berbagai Daerah di Jateng dan Jatim
“Karena itu mereka mohon maaf kalau sering tidak di bisa dihubungi karena mereka harus sering tidak mengaktifkan handphonenya dan posisi mereka itu sering berpindah-pindah,” ujarnya menambahkan.
Tidak hanya teror melalui ponsel dan media sosial, pentolan BEM SI juga banyak mengalami peretasan.
“Koordinator pusat BEM seluruh Indonesia Kaharuddin mengaku akun Instagram dan WhatsAppnya tak dapat diakses. Praktis itu media komunikasinya dengan elemen-elemen lain itu tidak berfungsi ya,” ujar Hersubeno Arief.
“Dapat dipastikan peretasan itu merupakan upaya sabotase untuk kegiatan 11 april. Namun semua itu tak menyurutkan semangat mereka untuk menggelar aksi,” ucapnya menambahkan.
Meski begitu, Kaharuddin mengaku tidak akan mundur dan akan terus menyuarakan hak-hak rakyat apapun tantangan dan risikonya.
“Ini ada tujuh orang yang mengalami peretasan waktu itu, mereka itu antara lain Koordinator BEM seluruh Indonesia, ketua BEM UI, dan juga aktivis dari blok politik pelajar,” kata Hersubeno Arief.
Baca Juga: Mau Bisa Berangkat Haji Tahu Ini? Ini Syarat Haji yang Ditentukan Pemerintah Arab Saudi
Selain peretasan dan penguntitan, para peserta aksi demo 11 April 2022 nanti juga mengklaim mendapat intimidasi.
“Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta, Fauzan Raisal Misri itu dianiaya oleh seorang alumninya,” ucap Hersubeno Arief.
“Kasus ini sesungguhnya tidak berkaitan dengan rencana aksi ke-11 April yakin kalau kita lihat, karena ini lebih pada persoalan pengelolaan parkir di kampus Trisakti. Namun mereka mengklaim hal itu tidak bisa dilepaskan dengan rencana mereka mengikuti aksi 11 april,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Lirik Lagu That’s Hilarious, Karya Charlie Puth yang Baru Dirilis
Belum cukup sampai di situ, muncul juga isu-isu di media sosial yang menuding bahwa aksi tersebut ditunggangi oleh beberapa pihak.
Pentolan aktivis koalisi aksi menyelamatkan Indonesia dan Ketua DPD La Nyalla Mattalitti pun disebut sebagai provokator aksi mahasiswa tersebut.
“Saya kira ini mereka ini yang membuat isu ini terlalu meremehkan kemampuan mahasiswa dan juga meremehkan Akal Sehat dari mahasiswa,” ujar Hersubeno Arief.
“Mereka ini adalah apa para generasi muda yang cerdas, yang sudah dewasa juga, dan saya kira mereka Punya agenda tersendiri, mereka punya kesadaran tersendiri melihat persoalan-persoalan masyarakat dan bisa mengevaluasi Bagaimana jalannya pemerintahan Jokowi. Karena itu saya kira Tudingan bahwa mereka ini digerakkan atau mereka ini hanya wayang dan ada dalang di belakang itu terlalu merendahkan potensi mahasiswa kita,” tuturnya menambahkan.
Berbagai upaya mulai dari peretasan, teror, hoaks, serta tudingan dalang ini pun dinilai merupakan upaya untuk menggembosi aksi demo 11 April 2022.
“Karena memang jelang pelaksanaan 11 april pemerintah tampaknya ini mencoba berbagai cara untuk menjinakkan gerakan mahasiswa,” ucap Hersubeno Arief.
Baca Juga: CATAT! Menaker Tegaskan Pembayaran THR Tak Boleh Dicicil
Tidak hanya itu, ada juga upaya yang dilakukan dengan memecah belah mahasiswa melalui pemanggilan sejumlah pengurus BEM Nusantara oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto.
BEM SI dan BEM Nusantara memang sudah dikenal terpecah, tetapi yang mainstream dan berisi anggota dari kampus-kampus utama adalah BEM SI.
“Kepada para pengurus BEM Nusantara, Wiranto mencoba menjelaskan bahwa masalah perpanjangan masa jabatan dan isu 3 periode yang dipersoalkan oleh mahasiswa itu baru wacana yang yang sangat sulit terwujud karena itu Mengapa mahasiswa harus menghabiskan waktu turun ke jalan gitu untuk isu-isu yang sebenarnya sulit terwujud,” tutur Hersubeno Arief.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Our Blues Full Episode Subtitle Indonesia di Netflix Tayang Perdana 9 April 2022
“Pertemuan Wiranto Dengan pengurus BEM Nusantara ini dinilai banyak kalangan, jelas ini merupakan sebagai upaya penggembosan, upaya memecah belah aksi gerakan mahasiswa,” katanya menambahkan.
BEM Nusantara pun bukan merupakan bagian dari aliansi BEM SI, dan mereka sejauh ini juga tidak berencana melakukan aksi.
“Kalau Anda buka-buka file lama, BEM Nusantara ini memang dikenal dekat dengan pemerintah. Kedekatan ini bukan hanya terjadi pada era Jokowi tapi sejak era SBY,” ujar Hersubeno Arief.
Baca Juga: Ini Dia Link Daftar Mudik Gratis Kemenhub 2022 Lengkap Bersama Cara Mendaftar dan Kota Tujuan Mudik
“Melihat track record BEM Nusantara ini, tidak berlebihan kan kalau tadi banyak menilai bahwa pertemuan Wiranto ini merupakan upaya memecah belah gerakan mahasiswa, atau kalau nggak mecah belah, ya semacam upaya penggembosan walaupun itu dibantah oleh pak Wiranto ya,” ucapnya menambahkan, dikutip dari kanal Youtube Hersubeno Point.*** (Pikiran-rakyat.com/Eka Alisa Putri)