BANTENRAYA.COM – Gubernur Banten Andra Soni merespons singkat usulan penanganan pelajar tawuran dengan cara mengirim mereka ke barak militer.
Menurutnya, gagasan mengirim anak nakal ke barak militer masih perlu dikaji lebih lanjut karena melibatkan banyak aspek dan pihak terkait.
“Itu (kebijakan kirim anak ke barak militer nantilah, kita perlu kaji dulu. Untuk sekarang saya belum (bisa menerapkan). Nanti, tanyakan saja ke Pak Wagub,” katanya singkat, Minggu 18 Mei 2025.
Baca Juga: Jangan Beri Ampun! Wagub Banten Dimyati Natakusumah Minta Preman Investasi Disikat
Diketahui sebelumnya, Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah mengusulkan untuk mendorong pendekatan berbasis pembinaan karakter secara intensif bagi pelajar yang terlibat tawuran.
Dimyati menilai pendekatan hukum tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan kenakalan remaja yang makin marak.
“Kalau sudah tawuran, jangan tunggu lama. Langsung saja masukkan ke asrama,” ungkapnya.
Baca Juga: Perjuangan Nelayan Lobster di Perairan Panimbang: Hidup untuk Menjaga Surga yang Tersembunyi
“Bisa ke Kopassus, bisa juga Brimob. Ini memang pidana, tapi pelakunya masih anak-anak yang harus diselamatkan,” kata Dimyati.
Ia mengaku, usulan tersebut terinspirasi dari program Panca Waluya yang telah diterapkan di Jawa Barat oleh Gubernur Dedi Mulyadi atau biasa dikenal oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Dalam program itu, pelajar yang melakukan tindakan menyimpang dikirim ke barak militer untuk dibina dengan pendekatan disiplin ketat.
“Kalau sudah merugikan orang lain, hukum harus jalan. Tapi kalau masih bisa diselamatkan, ya kita bawa ke jalur pembinaan. Jangan sampai mereka terus hidup dalam lingkungan negatif,” ujarnya.
Dimyati juga menegaskan bahwa pendekatan semacam ini bukan sekadar hukuman, melainkan investasi jangka panjang untuk menyelamatkan masa depan generasi muda.
“KDM itu sudah membuktikan, pendekatan seperti ini bisa berhasil. Kita di Banten juga bisa. Biayanya nanti pemerintah yang tanggung, yang penting anak-anak ini punya masa depan,” ucapnya.
Baca Juga: CATAT! 6 Ciri Hewan Ternak yang Tidak Bisa Dijadikan Kurban saat Idul Adha
Sebagai tambahan, ia menyebut lingkungan sosial, tayangan media, hingga penggunaan media sosial yang tidak terkontrol sebagai faktor pemicu kenakalan remaja.
Karena itu, ia mendorong pemerintah dan masyarakat memberi ruang bagi anak-anak untuk aktif dalam kegiatan positif.
“Saya harap anak-anak kita sibuk dengan hal-hal yang baik. Jangan disibukkan dengan geng motor, tawuran, atau hal yang merusak masa depan,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi secara tegas menolak kebijakan mengirim anak nakal ke barak militer. ***