BANTENRAYA.COM – Jembatan Gantung Leuwi Awi di Kampung Leuwiawi, Desa Parakanbeusi, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak yang ambruk karena termakan usia pada Kamis 14 November 2024 lalu segera dibangun.
Anggaran pembangunan Jembatan Gantung Leuwi Awi diperkirakan mencapai Rp900 juta menggunakan dana darurat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak Irvan Sayutivika mengungkapkan, pihaknya menargetkan pembangunan Jembatan Gantung Leuwi Awi selesai satu bulan ke depan.
Baca Juga: Turun Sih, tapi Penyusutan Angka Stunting di Kota Cilegon Pada Semester II 2024 Tak Sampai 10 Persen
Untuk saat ini, warga yang hendak melintas akan segera dibangun jembatan sementara.
“Jembatan akan segera dibangun kembali. Anggarannya kurang lebih sekitar Rp900 juta,” ujar saat ditemui pada Selasa, 19 November 2024.
“Untuk material yang diganti paling tali sling karena sudah putus. Sisanya, material yang masih bisa dipakai akan digunakan kembali,” katanya.
Baca Juga: Brewing Love Episode 6 Sub Indo: Spoiler dan Link Nonton Full Movie Bukan Loklok dan Bilibili
Dalam prosesnya, jembatan yang akan dibangun tidak mengubah konstruksi jembatan sebelumnya yang memiliki lebar 1,2 meter dan panjang 90 meter.
Adapun pertimbangan Dinas PUPR menurut Irvan ialah agar proses pembangunan lebih cepat selesai sehingga masyarakat segera bisa menggunakannya kembali.
“Jembatan gantungnya akan sama. Pertimbangan kami agar aktivitas warga cepat kembali normal,” tuturnya.
Baca Juga: Produk Jeans Keren Asal Spanyol Lois di Kota Serang Rutin Hadirkan Promo Hingga 70 Persen
Terpisah, Sekda Kabupaten Lebak, Budi Santoso memastikan pihaknya segera melakukan pembangunan jembatan dalam waktu dekat.
Pemkab Lebak juga sebelumnya telah menerjunkan tim untuk mengecek kondisi dan memastikan kebutuhan selama proses pembangunan.
“Kemarin sudah di cek dan sekarang sedang persiapan untuk penanganan. Mudah-mudahan di minggu ini bisa dilakukan perbaikan,” kata Budi.
Baca Juga: Produk Jeans Keren Asal Spanyol Lois di Kota Serang Rutin Hadirkan Promo Hingga 70 Persen
Budi mengungkapkan, status jembatan tersebut merupakan jembatan desa. Namun, keberadaan jembatan yang vital karena berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Melihat urgensi tersebut, Pemkab Lebak akhirnya turun langsung untuk mengambil alih perbaikan.
“Memang jembatan gantung itu tidak tercatat dalam aset Pemkab Lebak. Namun berbicara pelayanan tidak melihat tanggungjawab siapa, kami dari pemerintah tentunya punya kewajiban dalam memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat,” tandasnya. ***