BANTENRAYA.COM – Direktur PT Penjaminan Kredit Daerah atau Jamkrida Banten Ahmad Rohendi menyebut Bank Perkreditan Rakyat atau BPR dan Bank Pembangunan Daerah atau BPD minim inovasi.
BPR dan BPBD kalah dari sisi inovasi digital oleh kemudahan yang diberikan oleh pinjaman online alias pinjol.
“Kalau itu memang dianggap market oleh BPR dan BPD ini perlu melakukan inovasi digitalisasi untuk memeroleh market tersebut, karena akses yang mereka (pinjol) berikan sangat mudah,” kata Rohendi.
“Cukup dengan KTP sudah bisa melakuan pencarian. Dari sisi market mereka (pinjol) juga lebih luas,” kata Rohendi kepada Banten Raya saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu, 12 November 2023.
Baca Juga: Perumahan Citra Swarna Tembong City Akan Buka Cluster Alesha yang Usung Tema Modern Tropis
Kendati demikian, lanjut Rohendi, dari sisi jaminan kredit BPR dan BPD dinilai punya analisa keuangan yang lebih baik, dibandingkan dengan pinjol.
Hal ini terlihat dari jumlah nasabah yang terjerat pinjol lebih banyak.
“Tapi dari sisi prudential atau kecermatan dalam analisa kredit justru lebih banyak masalah di pinjol, karena nasabah terjerat, artinya tanpa sengaja masuk dalam permasalahan ini,” imbuhnya.
Sebagai pihak yang tidak bermitra dengan pinjol, Jamkrida Banten mengajak masyarakat untuk jeli memilih jenis pinjol yang diawasi oleh otoritas jasa keuangan atau OJK.
Baca Juga: Kopi Shop DS, Awalnya Jualan Tahu Gejrot Kini Jadi Tempat Nongki Favorit Anak Serang
“Ada pinjol yang berizin dan tidak memiliki izin, sebaiknya masyarakat memilih yang punya izin OJK,” katanya.
“Jangan juga pinjol ini dijadikan untuk memenuhi keinginan saja oleh masyarakat, sementara tidak punya kemampuan untuk melunasi pinjaman,” terang Rohendi.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan sepanjang 2022, Jamkrida Banten terus mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba sebesar Rp 8,6 miliar pada Desember 2022.
Nilai tersebut meningkat sekitar 64 persen dibandingkan periode yang sama sebesar Rp 3,3 miliar.
“Untuk dana penjaminan kita sudah dari awal berdiri tahun 2014, dana outstanding Jamkrida Banten lebih dari 2 triliun rupiah sampai saat ini,” ujar Rohendi.
Catatan positif tersebut, ditopang oleh penerimaan aktivitas investasi sebesar Rp 257,8 miliar meningkat secara year on year atau yoy dari Rp 92,4 miliar pada Desember 2021.
Kemudian jumlah aset Jamkrida Banten juga terpantau meningkat sekitar 55 persen, dari Rp 275 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp 492 miliar secara yoy.***