BANTENRAYA.COM – Tiga rumah warga di Kampung Kebon Kalapa dan Kampung Cipasung, Desa Sukadaya dan Desa Sukarendah, Kecamatan Cikulur dan Warunggunung, Kabupaten Lebak dilaporkan rusak berat.
Kerusakan rumah itu terjadi akibat fenomena pergerakan tanah yang kembali terjadi di wilayah tersebut.
Salah seorang pemilik rumah di Kampung Cipasun, Desa Sukarendah, Habsah (50) menyebut bahwa rumahnya mengalami kerusakan yang terparah.
Baca Juga: Anggota DPRD Provinsi Banten Gotong Royong Bersihkan Sungai Kali Asem Tangerang
Menurut pengakuannya, retakan sudah mulai terlihat sejak empat tahun lalu, namun kondisinya terus memburuk hingga saat ini.
“Kondisi ini sebenarnya sudah empat tahun, awalnya itu retak-retak biasa saja, tapi makin lama makin parah,” ujarnya.
“Dulu pernah dibangun lagi waktu suami saya masih ada, cuma sekarang rusak lagi,” kata Habsah kepada pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Baca Juga: Izin Event Kebudayaan Internasional di Cilegon Sampai Mabes Polri 1.180 Personel Keamanan Disiapkan
Kendati kondisinya makin membahayakan dan kondisi rumah tak lagi kayak ditinggali, Habsah, bersama anak dan orang tuanya akan tetap tinggal lantaran tak memiliki tempat tinggal lagi.
Kendati begitu, ia mengaku khawatir rumahnya ambruk, terutama ketika malam hari.
“Kalau malam saya suka takut, soalnya takut roboh, selama ini saya tinggal di dapur. Semuanya pada rusak, genting pada jatuh, tembok sama keramik lantai pada retak. Harapan saya sih ada yang bantu biar saya enggak ketakutan tinggal di sini,” terangnya.
Baca Juga: Mural Anime One Piece Dilarang, Sekelompok Pemuda Lebih Memilih Gambar Tikus Berdasi
Kondisi serupa juga dialami Emed (67), warga Kampung Kebon Kalapa, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur. Ia menyampaikan bahwa rumahnya kini mengalami retakan yang lebih parah dibanding sebelumnya.
“Pokoknya ada pergerakan tanah, rumah saya pada retak. Dulu retakannya cuma sedikit tapi sekarang malah semakin parah,” ungkapnya.
“Kalau malam suka ada suara retakan dari tembok, saya takut, pak, takut roboh. Saya di sini tinggal sama istri,” katanya.
Baca Juga: Mulai Sering Banjir, Pemkab Tangerang Akan Hidupkan Lagi Program Jumsih
Emed menambahkan bahwa kerusakan tak hanya menimpa rumahnya, namun juga beberapa rumah lain di sekitar kampung.
“Yang rusak itu bukan rumah saya saja, tapi banyak juga yang pada rusak karena pergerakan tanah ini,” tuturnya.
Salah seorang warga lainnya, Jupri (48), mengatakan bahwa pergerakan tanah diperkirakan menjadi penyebab utama kerusakan rumah-rumah di wilayah tersebut.
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Indonesia vs Thailand dalam Ajang ASEAN Women’s Championship 2025
Ia mengungkapkan bahwa dari tiga rumah yang terdampak paling parah, dua di antaranya bahkan telah ambruk.
“Perkiraan kami ya di sini karena dampak pergerakan tanah, sehingga menyebabkan beberapa rumah di sini itu mengalami kerusakan, dan paling parah itu ada tiga. Bahkan dua sudah ambruk dan satu lagi sudah diperbaiki,” jelasnya.
Jupri berharap pihak pemerintah dapat segera turun tangan untuk meninjau dan memberikan bantuan bagi para warga yang terdampak.
Baca Juga: Kota Serang Genap 18 Tahun, Walikota Budi Rustandi: Seni Budaya Harus Dilestarikan
“Kami mohon ya, sebagai warga kepada pemerintah terkait untuk segera melakukan peninjauan ke sini,” tuturnya.
“Kasihan pak, apalagi pemilik rumah ini sudah ditinggal meninggal suaminya. Kami sebagai warga hanya bisa ikut prihatin dengan kondisi seperti ini,” imbuhnya.
Di Kecamatan Cikulur sendiri rupanya masih menjadi atensi pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sejak lama.
Baca Juga: BRI Salurkan Kuota 25.000 KPR FLPP, Siap Dukung Program 3 Juta Rumah
Pergerakan tanah juga rupanya sempat terjadi di tahun 2022 silam. Saat itu, bencana tanah bergerak bahkan memberikan dampak terhadap 56 rumah di Desa Curugpanjang.
Setahun kemudian, tepatnya di tahun 2023, perisitiwa kembali terjadi yang mengakibatkan 16 rumah mengalami kerusakan, sementara tiga diantaranya bahkan ambruk.
“Fenomena ini (pergerkan tanah) berulang di Kecamatan Cikulur. Bencana serupa pernah terjadi pada tahun 1980-an dan sekarang terjadi lagi,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama belum lama ini.
Baca Juga: 8 Ucapan HUT Kota Serang ke-18 Tahun 2025, Menarik dan Penuh Makna
Sepanjang kasus terjadi fenomena pergerakan tanah ini sendiri, kata Febby, sudah banyak berbagai fasilitas yang rusak disamping yang terjadi pada puluhan rumah.
Beberapa diantaranya seperti masjid, jalan, dan sekolah. Sementara, untuk warga yang juga terdampak fenomena tersebut di tahun 2022 dan 2023 saat ini sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman. ***