BANTENRAYA.COM – Pimpinan ponpes modern Darel Azhar, Rangkasbitung, Ikhwan Hadiyyin mengaku khawatir program sekolah rakyat yang saat ini sudah dilaunching dapat menggeser dominasi pondok pesantren yang selalu menjadi pionir dalam pembentukan karakter bangsa.
Bukan tanpa alasan, hal ini ia sampaikan menyusul dengan maraknya pendirian sekolah negeri berasrama yang digadang-gadang sebagai alternatif dari pondok pesantren.
“Jika hal ini benar terjadi, maka pemerintah berpotensi melanggar semangat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menempatkan pendidikan berbasis masyarakat sebagai bagian dari sistem nasional,” ungkap Ikhwan pada Selasa, 15 Juli 2025.
BACAJUGA:
Ikhwan mengatakan, keresahan yang ia sampaikan merupakan bentuk catatan kritis kepada pemerintah terhadap program tersebut yang dianggap anggap perlu dalam semangat membangun pendidikan nasional yang utuh dan berkeadilan.
Terlebih, konsep pendidikan berasrama, mirip dengan model pesantren yang telah eksis dan terbukti selama ratusan tahun di Indonesia. Bahkan pesantren telah ada sebelum negeri ini lahir.
“Publik mencermati dengan seksama kemunculan program-program pendidikan baru yang dicanangkan pemerintah, seperti Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial, dan Sekolah Garuda di beberapa wilayah yang sama dengan konsep pondok pesantren,” katanya.
Di sisi lain, ia sendiri menghormati segala kebijakan dari pemerintah yang tengah berusaha memperbaiki pendidikan di Indonesia.
Namun, kata dia, jika negara mengadopsi bentuk asrama untuk sekolah umum tanpa mengindahkan tuh pesantren seperti nilai-nilai ruhani, kedalaman ilmu, adab, akhlak, dan keikhlasan, maka yang tersisa hanyalah kulit tanpa isi.
“Pendidikan berasrama bukan sekadar soal tempat tinggal. Model islamic boarding school atau sekolah asrama sesungguhnya bukanlah hal baru di Indonesia. Pesantren telah menjadi pionir dalam hal ini, tidak hanya menyelenggarakan pendidikan formal, tetapi juga membentuk akhlak, karakter, spiritualitas, dan adab santri secara komprehensif,” paparnya.
Baca Juga: Gegara Terbangkan Balon Tanpa Aba-aba, Bupati Batanghari Ngambek hingga Ribuan SK PPPK Ditahan
Alih-alih menciptakan model pendidikan baru, Ikhwan berharap agar pemerintah memaksimalkan model pendidikan yang sudah ada.
Ia menilai bahwa membangun institusi baru dengan anggaran besar dan tumpang tindih tanpa perencanaan yang matang hanya akan menjadi proyek jangka pendek yang tak berdampak.
“Mengapa tidak perkuat sekolah negeri dan swasta yang ada. Kami khawatir, jika tidak dikelola dengan baik, program ini akan menjadi proyek jangka pendek yang tidak berdampak signifikan, namun justru melemahkan institusi pendidikan Islam yang telah mengakar kuat. Pada akhirnya akan tidak efektif bahkan akan mangkrak,” tandasnya.***
