BANTENRAYA.COM – Sejumlah pembudidaya ikan lokal air tawar di Kabupaten Lebak mengeluhkan lemahnya kepemilikan modal. Kondisi itu membuat usaha budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lebak sulit berkembang.
Kendati begitu, para pembudidaya sendiri mengaku bahwa usaha mereka sangat minim mendapat sentuhan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak.
Salah seorang pembudidaya di Kampung Sumur Picung, Desa Baros, Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Sunjaya menjadi salah satu dari banyaknya pembudidaya ikan air tawar di Lebak yang mengalami kesulitan itu. Ia menyayangkan lemahnya bantuan dari Pemkab di tengah upaya pemerataan untuk terus menggenjot sektor ekonomi kerakyatan.
“Sektor perikanan padahal sering diteriakan oleh pemerintah. Tapi taknada aksi sama sekali. Kami berjuang sendiri di tengah keterpurukan. Bagaimana usaha kami berkembang kalau bantuan modal tak pernah kami dapatkan,” kata Sunjaya pada Selasa, 3 Juni 2025.
Sunjaya sendiri memiliki lahan garapan untuk membudidayakan ikan air tawar seluas satu hektare. Kendati cukup luas dan sudah berjalan bertahun-tahun, usaha yang ia geluti itu belum mampu mendongkrak pembudidaya ikan seperti dirinya untuk bisa membangun keluarga yang mapan.
Baca Juga: Meresahkan, 31 Makam Palsu Dibongkar Warga Petir
Menurut Sunjaya, selama bertahun-tahun usahanya tidak pernah sekalipun mendapat dukungan, baik berupa bibit, pelatihan, maupun akses permodalan.
“Sejak saya mulai usaha ini, belum pernah sekalipun dapat bantuan. Padahal, minimal bibit atau pelatihan bisa membantu sekali. Tapi sampai sekarang, nihil,” ungkapnya.
Di kolamnya, Sunjaya membudidayakan dua jenis ikan, yakni ikan lele dan juga gurame. Dua jenis ikan itu sendiri menurut Sanjaya sebetulnya memiliki prospek yang cukup baik karena tingginya permintaan dari masyarakat sekitar. Kendati begitu, permintaan itu belum dipenuhi sepenuhnya dan para konsumen akhirnya mencari ikan dari luar daerah.
Selain prospek bisnis, Sunjaya menyebut bahwa perkembangan bisnis budidaya ikan dapat membantu menyerap tenaga kerja jika mendapatkan dorongan yang maksimal dari pemerintah.
“Kalau pemerintah mau bantu, saya bisa pekerjakan lebih banyak orang. Ini baru dua orang pegawai yang bisa saya gaji, itu pun pas-pasan. Modal terbatas, bibit beli seadanya,” terang dia.
Ironisnya, di saat para peternak mandiri seperti Sunjaya terus berjuang dengan alat dan dana sendiri, ia menuding bahwa bantuan pemerintah justru kerap kali jatuh ke tangan yang tidak tepat sasaran seperti kelompok usaha yang tidak aktif atau penerima yang bukan pelaku utama perikanan.
Baca Juga: Drama Second Shot At Love Episode 8 Sub Indo: Spoiler Lengkap dengan Link Nonton Full Movie
“Sering dengar ada bantuan, tapi kok yang dapat bukan orang yang benar-benar ternak ikan. Itu yang bikin kecewa. Jadi kami yang serius ini seperti tak dianggap,” tutur Sunjaya mengeluh.
Ia berharap Pemkab Lebak, khususnya Dinas Perikanan, membuka mata terhadap kondisi lapangan dan mulai menyalurkan bantuan secara adil dan tepat guna.
“Kalau memang ada program, ya sosialisasikan secara terbuka. Tapi kalau belum ada, tolong siapkan. Karena kami para peternak di Lebak juga ingin maju,” kata dia.
Pembudidaya ikan air tawar lain, Ujang juga menyampaikan keluhan serupa. Ia mengaku, selama tujuh tahun menggeluti usaha itu, dirinya belum pernah sama sekali mendapat bantuan, baik suntikan modal, benih, dan sebagainya.
“Kita usahanya ya segini-segini aja akhirnya, dapat untung buat balik lagi ke modal. Agak sulit berkembang memang. Kalau bisa ya pemerintah serius membantu budidaya ikan ini,” tandasnya. (***)


















