BANTENRAYA.COM – Program 100 hari kerja Walikota Serang Budi Rustandi dan Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk para pengamat.
Dalam evaluasinya, para analis menilai langkah-langkah yang diambil Budi-Agis selama periode awal kepemimpinannya mencerminkan komitmen nyata terhadap percepatan pelayanan publik, tata kelola pemerintahan dan pembangunan berbasis kebutuhan masyarakat.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin atau UIN SMH Banten Syaeful Bahri menilai, sejumlah program prioritas yang telah dijalankan menunjukkan arah kepemimpinan yang tegas dan terukur.
Syaeful Bahri mengatakan, kinerja Pemkot Serang di awal rezim Walikota Serang Budi Rustandi dan Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia (Budi-Agis) masih sesuai alur.
Baca Juga: Ide Lomba 17 Agustusan yang Murah tapi meriah, Cocok Buat Panitia yang Minim Dana
“Kinerja politik itu dikenal dengan 100 hari. Kalau menurut saya masih on the track, dan hampir 50 hari itu setengah dari visi misi dengan program 100 hari kerjanya kalau dinilai raport itu sudah 80 persen nilainya,” ujar Syaeful, kepada Bantenraya.com, Sabtu 9 Agustus 2025.
Ia menyebutkan, beberapa program 100 hari kerja Budi-Agis yang sudah dibenahi antara lain kemacetan di beberapa titik di Kota Serang, relokasi warga Sukadana 1, penertiban pedagang lingkar luar Pasar Induk Rau (PIR), penataan Pasar Lama, penataan pusat perbelanjaan Royal, dan penataan Pasar Kepandean.
“Nah itu dilakukan. Iya tidak mengecewakanlah di 50 hari kerja ini. Tinggal terus jangan berhenti,” ucap dia.
“Lalu yang lebih bagus lagi adalah peran Wakil Walikota saling melengkapi dengan Walikotanya Pak Budi Rustandi,” imbuhnya.
Baca Juga: Di Aplikasi MyTelkomsel Kini Tersedia Fitur Short Movie, Bisa Nonton dengan Paket Terjangkau
Syaeful juga menilai Budi-Agis merupakan pasangan Walikota-Wakil Walikota yang aktif di media sosial (medsos), mengunggah semua aktivitas kegiatannya.
“Nah itu penting karena Kota Serang ini sebagai Ibukota Provinsi Banten, sehingga kita berharap program-program besar seperti kita sebut dengan PIK 2. Nah apakah PIK 2 apakah bagian dari program 100 hari kerjanya atau bagaimana,” katanya.
Kata dia, Budi-Agis juga harus aktif melakukan komunikasi dengan masyarakat Kota Serang.
“Nah yang lebih penting sebenarnya kan komunikasi dengan publiknya yang betul-betul harus komunikasi,” ucap Syaeful.
Syaeful juga memberikan catatan buat pasangan Budi-Agis untuk meminimalisir hal-hal berpotensi konflik publik. Potensi konflik publik yang pertama adalah perihal pengelola Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Agung Ats Tsauroh, dan pelantikan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
“Menurut saya gampang ini sebenarnya, karena otoritasnya ada di Walikota. Jadi Pak Walikota jangan sungkan untuk bijaksana dan tegas gitu lho. Nah hal-hal yang seperti itu harusnya tidak perlu Walikota sampai habis energinya di situ,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, penataan untuk pengembangan ekonomi masyarakat Kota Serang harus lebih ditingkatkan karena Kota Serang sebagai Ibukota Provinsi Banten.
“Iya itu aja. Saya mengapresiasi langkah-langkah Budi Agis yang tegas,” ungkapnya.
Baca Juga: Harga Tiket dan Jam Tayang Film Panggil Aku Ayah Hari Ini di Bioskop Jakarta
Kolaborasi dengan Pemprov Banten juga harus lebih ditingkatkan, karena sinergi Budi-Agis dengan Andra-Dimyati tidak ada hambatan, karena satu parpol Gerindra-PKS, sehingga percepatan pembangunan dan kolaborasi program Provinsi Banten dengan Kota Serang harus lebih dipertebal lagi.
“Itu kelebihan Budi-Agis. Kelebihan ini yang menurut saya harus betul-betul dimanfaatkan sebaik-baiknya,” terang Syaeful.***