BANTENRAYA.COM – Belasan warga Lingkungan Rau Timur RW 18 dan RW 21 berunjuk rasa di simpang tiga Jalan Cinanggung, Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Selasa 29 Juli 2025.
Aksi tersebut sebagai bentuk dukungan warga Rau Timur terhadap pembongkaran ratusan lapak-lapak pedagang di lingkar luar Pasar Induk Rau khususnya yang di atas saluran irigasi.
Keberadaan lapak pedagang di atas saluran irigasi mengakibatkan banjir di lingkungan Rau Timur RW 18 dan RW 21, karena dipenuhi sampah organik dan non organik, sehingga aliran air tersumbat.
Pantauan Bantenraya.com di lokasi, belasan warga Rau Timur berunjuk rasa di saat pembongkaran ratusan lapak-lapak pedagang berlangsung.
Dalam aksinya warga Rau Timur sambil mengibarkan bendera merah putih sebagai bentuk tuntutan kemerdekaan atas masalah banjir yang kerap melanda lingkungannya.
Baca Juga: PGLS Bersih-bersih JLS Cilegon dari Ceceran Pasir, Pengguna Jalan Berikan Apresiasi
Warga Rau Timur sudah muak karena hampir lima tahun terlebih di musim hujan lingkungannya dilanda banjir.
Salah seorang Ketua RT 01 RW 18 Muhammad Yusuf mengatakan, hampir satu periode lingkungan Rau Timur RW 18 dan RW 21 setiap musim hujan terdampak langganan banjir, karena air irigasinya tersumbat gegara ada lapak-lapak pedagang yang berjualan di atas saluran irigasi.
“Selama ini kami selalu menderita lebih dari 5 tahun. Tolong sampaikan tolong dilaksanakan betul betul. Selama ini aspirasi kami berapa kali kami membersihkan irigasi hanya percuma, setiap kami bersihkan ada hujan kembali numpuk, karena airnya tidak mengalir. Airnya balik lagi ke lingkungan penduduk, sehingga terjadi banjir,” ujar Yusuf, dalam orasinya.
Dengan adanya pembongkaran ratusan lapak-lapak pedagang di lingkar luar Pasar Induk Rau, Yusuf bersama seluruh warga Rau Timur mendukung penuh langkah Pemkot Serang.
“Kami selalu tetap semangat menjaga mendukung pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan kami yaitu tentang korban sebagai warga yang terdampak banjir,” ucap dia.
Baca Juga: 3 Link Twibbon Peringatan Hari Ikrar Gerakan Pramuka 2025, Desain Terbaik dan Gratis
Ia menuding keberadaan para pedagang di atas saluran irigasi salah satu biang keladi banjir di lingkungan Rau Timur RW 18 dan RW 21.
“Iya salah satunya mereka,” katanya.
Yusuf mengaku pihaknya siap mengawal 24 jam di lokasi pasca pembongkaran ratusan lapak, agar para pedagang tidak kembali berjualan di lingkar luar Pasar Induk Rau.
“Tetap kita menjaga kami tindak kami laporkan kembali tidak hanya laporan insya Allah kami di sini duduk kami berdiri untuk selalu mengawal dan selalu mengawasi insya Allah selama 24 jam,” tegas Yusuf.
Keluhan serupa juga dikatakan Ketua RW 21 Lingkungan Rau Timur, Junaidi. Ia menuturkan, warganya hampir tiap tahun jadi langganan banjir saat musim hujan.
“Hampir kurang lebih empat tahun pak,” ujar Junaidi, kepada Bantenraya.com.
Ia mengungkapkan, gegara lingkungannya jadi langganan banjir karena irigasinya tersumbat, anaknya menjadi korban terserang virus demam berdarah dengue (DBD).
“Banjir mengakibatkan korban DBD warga Rau Timur. Anak saya sendiri,” ucap dia dengan nada tinggi.
Ia mendesak Pemkot Serang agar agenda penertiban pedagang lingkar luar Pasar Induk Rau dibuat permanen, sehingga tidak ada lagi pedagang yang berjualan di lingkar luar Pasar Induk Rau.
“Nanti kami layangkan suratnya ke lurah, camat, kadis, serta ke Pak Walikota agar relokasi dan normalisasi irigasi dibuat permanen sampai seterusnya. Kami tidak ingin lingkungan kami jadi langganan banjir. Sudah empat tahun kami memohon kepada pihak terkait tidak ada tindak lanjutnya,” kesalnya. ***