BANTENRAYA.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu Wilayah Cilegon melaksanakan audiensi dengan Wali Kota Cilegon, H. Robinsar, dalam sebuah pertemuan yang berlangsung penuh dialog dan kritik konstruktif.
Audiensi BEM Banten Bersatu Wilayah Cilegon dengan Wali Kota ini menjadi ruang strategis bagi mahasiswa untuk menyuarakan beragam persoalan yang saat ini dihadapi masyarakat Kota Cilegon.
Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa menyoroti lima isu utama yang dinilai krusial di Kota Cilegon: penyerapan tenaga kerja lokal, pencemaran lingkungan akibat limbah industri, kualitas dan akses pendidikan, minimnya ruang terbuka hijau (RTH), serta infrastruktur kota yang belum optimal seperti halte dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Baca Juga: SPMB 2105 Dinilai Mundur Karena Pengumuman Hasil Seleksi SPMB Tertutup
Koorinator Pusat Aliansi BEM Banten Bersatu, Bagas Yulianto menyoroti dalam rangka evaluasi 100 hari kinerja Wali Kota Cilegon, penting untuk memberikan kritik yang membangun demi kemajuan bersama.
Walaupun beberapa program awal telah menunjukkan niat yang baik, namun masih terdapat sejumlah persoalan mendasar yang perlu segera dibenahi, seperti penataan infrastruktur yang belum merata, pengelolaan sampah yang belum optimal, dan kurangnya ruang partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan.
“Wali Kota Cilegon diharapkan dapat lebih terbuka terhadap aspirasi warga serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas agar pembangunan di Cilegon berjalan lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga: The First Night with the Duke Episode 3 Sub Indo: Spoiler Disertai Link Nonton Full Movie
Koordinator BEM Banten Bersatu Wilayah Cilegon, Eko Setiawan menyampaikan bahwa selama ini masyarakat, khususnya generasi muda dan lulusan lokal, kesulitan mendapatkan pekerjaan di tengah dominasi industri besar di kota ini.
“Kami mendorong agar sistem rekrutmen tenaga kerja lebih transparan dan berpihak pada putra daerah,” tegasnya.
Selain itu, persoalan pencemaran udara dan limbah industri juga menjadi sorotan tajam bagi para mahasiswa.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Indofood CBP Sukses Makmur Posisi Operator Produksi, Intip Persyaratannya
Mahasiswa menuntut pemerintah Kota Cilegon lebih tegas dalam mengawasi industri dan memastikan mereka mematuhi aturan lingkungan.
Salah satu perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Banten Bersatu Wilayah Cilegon mengatakan bahwa tidak ingin pembangunan industri mengorbankan kesehatan masyarakat.
“Kami tak ingin pembangunan industri mengorbankan kesehatan masyarakat,” ujar salah satu perwakilan BEM.
Baca Juga: Diduga Jadi Penyebab Banjir, Ratu Zakiyah Bakal Evaluasi Aktivitas Tambang di Puloampel
Di sektor pendidikan, mahasiswa menilai masih banyak wilayah yang belum mendapatkan akses fasilitas belajar yang layak.
Mahasiswa yang tergabung dalam BEM Banten Bersatu Wilayah Cilegon juga mendesak perluasan beasiswa secara adil dan transparan.
“Jangan sampai anak-anak Cilegon tertinggal karena tidak adanya dukungan pendidikan yang memadai,” tambahnya.
Baca Juga: Intip Beberapa DM Gustiwiw ke Orang Ternama Namun Belum Sempat Terbalas
Mahasiswa juga menyoroti minimnya ruang terbuka hijau yang bisa diakses publik. Di tengah padatnya kawasan industri, RTH dinilai penting sebagai sarana relaksasi, olahraga, dan keseimbangan ekologis kota.
Selain itu, fasilitas seperti halte dan JPO dinilai belum dimaksimalkan. Banyak halte tidak layak pakai, dan JPO tidak tersedia di titik-titik rawan lalu lintas.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Cilegon menyambut baik aspirasi mahasiswa dan menyatakan akan menindaklanjuti masukan yang diberikan.
Baca Juga: Link Streaming Real Madrid vs Al Hilal, Los Galaticos Boyong Pemain Baru ke Piala Dunia Antar Klub
Ia juga mengapresiasi semangat mahasiswa yang hadir bukan hanya sebagai pengkritik, tetapi juga sebagai mitra dalam proses pembangunan kota.
Pertemuan ini ditutup dengan kesepakatan untuk menjaga komunikasi berkelanjutan antara mahasiswa dan pemerintah, guna memastikan pembangunan Cilegon berjalan secara inklusif dan berkeadilan. ***