BANTENRAYA.COM – Puluhan agen dan supervisor yang juga nasabah Bumiputera menjerit lantaran klaim asuransi yang diajukan pencairannya sejak 2017 dan 2018 lalu tak kunjung dibayarkan.
Para agen dan supervisor yang mewakili para nasabah Bumiputera berkumpul di kantor Bumiputera Cabang Cilegon di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa No.41, Masigit, Jombang, Kota Cilegon.
Mereka menuntut pihak manajemen segera membayarkan klaim asuransi yang diajukan sejak 7 tahun lalu. Para agen dan supervisor juga mebubuhkan tanda tangan penuntutan hak mereka.
Salah satu supervisor Bumiputera Cabang Cilegon Ratna Ambarwati mengatakan, total jumlah nasabah yang telah mengajukan klaim pembayaran pada 2018 kurang lebih mencapai 4.000 orang.
“Rata klaimnya ada yang Rp500 juta sampai Rp1 miliar setiap nasabahnya, terus ada juga yang Rp1 juta,” ujar Ratna, Jumat 20 Desember 2024.
Baca Juga: Bocah 6 Tahun Asal Kecamatan Cerenang Tenggelam di Sungai Ciujung
Adapun total outstanding untuk Cilegon yang sudah diajukan klaim pembayarannya mencapai Rp58 miliar.
“Ada klaim habis kontrak, klaim meninggal, klaim beasiswa, dan klaim penebusan,” ungkapnya.
Ia menuturkan, para nasabah, agen, dan supervisor sudah melalukan berbagai upaya agar klaim yang mereka ajukan bisa dibayarkan secepatnya.
“Pada 2023 ada kebijakan dari manajemen terkaita dengan pemotongan nilai manfaat (PNM) sebesar 50 persen, banyak yang tanda tangan ternyata enggak dibayarkan juga,” paparnya.
Namun yang membuat mereka merasa dicederai oleh pihak manajemen karena pihak manajemen mendahulukan pembayara klaim para pejabat, salah satunya anggota DPR RI Jazuli Juwaini.
Baca Juga: Daya Beli Menurun, Pedagang Kering Pasar Tradisional Mulai Bingung
“Pak Jazuli Juwaini klaimnya sudah dibayarkan Rp1,3 miliar, ada juga atas nama Nuraini dari Pekanbaru yang klaimnya sudah dibayarkan Rp1,3 miliar, sementara kita-kita ini diabaikan,” katanya.
Selain itu, pihak manajemen juga mengutamakan pembayaran klaim yang nilainya Rp5 juta ke bawah dan itu pun sejak Oktober 2024 ini sudah tidak ada lagi pembayaran klaim.
“Kita semakin resah karena ada isu kantor yang cabang Cilegon ini mau dijual. Kalau benar kita minta uangnya buat bayar klaim nasabah di sini,” tuturnya.
Sementara itu agen Bumiputera Wiwit mengaku setiap hari rumahnya didatangi oleh nasabah yang menuntut pembayaran klaim.
“Bahkan ada nasabah yang datang sambil bawa golok minta saya menjual rumah saya, padahal kan uangnya bukan di saya tapi di masuk kantor Bumiputera,” katanya.***