BANTENRAYA.COM – Perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, Palestina yang berlangsung selama satu bulan lebih menewaskan kurang lebih 160 anak-anak setiap hari setiap harinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kurang lebih 160 orang anak tewas setiap harinya di Gaza, Palestina.
Hal itu disampaikan pada Selasa, 7 November 2023 saat konfernsi PBB di Jenewa, dan data tersebut merujuk dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Baca Juga: Arti Logo dan Maskot Piala Dunia U17 2023 Indonesia: Simbol Semangat dan Keindahan
“Rata-rata sekitar 160 anak terbunuh setiap hari berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Palestina),” kata pejabat WHO Christian Lindmeier dalam konferensi PBB di Jenewa, dikutip Bantenraya.com dari berbagai sumber, Rabu 8 November 2023.
Lindmeier menyebutkan bahwa ribuan orang-orang di Gaza dalam keadaan sekarat.
Mereka yang masih hidup kemudian mengalami penyakit, trauma, kekurangan makanan minuman, obat-obatan dan lain sebagainya.
Baca Juga: Terbaru! Teks Doa Upacara Hari Pahlawan 10 November 2023, Singkat dan Menyentuh Hati
“Orang-orang di Gaza sekarat dalam jumlah ribuan, dan mereka yang masih hidup menderita trauma, penyakit, kekurangan makanan dan air,” ucapnya.
Lindmeier juga menegaskan bahwa kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan sangat penting untuk meringankan penderitaan.
“Mereka butuh air, bahan bakar, makanan dan akses yang aman terhadap layanan kesehatan untuk bertahan hidup,” jelas Lindmeier.
Lindmier menyebut bahwa kebutuhan logistik, konvoi, dan persediaan sudah siap semua.
Namun, yang belum ada ialah akses untuk menuju ke jalur Gaza.
“yang tidak ada adalah akses dan itulah yang diperlukan. Kami memerlukan akses yang aman dan terjamin tanpa hambatan ke pasien dan ke rumah sakit. Menyeberang masuk ke Gaza adalah satu hal, langkah selanjutnya adalah mencapai rumah sakit dan tempat perbekalan,” kata Lindmeier.
Baca Juga: Kenapa Gembong R Sumedi Berani Maju jadi Bakal Calon Gubernur Banten 2024? Ini Jawabannya
Mengenai rumah sakit di bagian utara, dia mengatakan bahwa WHO hanya mampu membawa pasokan ke rumah sakit ‘sekali’ saja.
“Persediaan telah diambil dari tangan kami dan segera dibawa ke ruang operasi karena semua yang dibawa, termasuk anestesi, diperlukan pada saat itu juga,” katanya.
Ketika ditanyai tentang klaim Israel bahwa rumah sakit di Gaza menjadi sasaran akibat adanya terowongan Hamas yang berlokasi di bawahnya.
Baca Juga: Kuasa Hukum Korban Pengeroyokan di Pantai Sambolo Anyer Ungkap Luka yang Dialami Rahmatullah
Ia menjelaskan bahwa WHO tidak dapat memverifikasi hal tersebut.
“Sebagai WHO, kami tidak dapat memverifikasi apa yang ada di bawah rumah sakit. Yang kami bisa verifikasi adalah apa yang ada di dalam rumah sakit dan di atas tanah dan hal tersebut sangat membutuhkan fasilitas medis,” jelasnya.
Sejauh ini, ada sekitar 16 tenaga kesehatan yang tewas ketika bertugas.
Baca Juga: Tahun Ketiga Kepemimpinan, Helldy Agustian Siapkan 1.900 Beasiswa Pelajar Swasta
“WHO tengah berupaya untuk mendukung para tenanga kesehatan di Gaza, kemudian kembali memohon untuk keselamatan mereka,” kata Lindmeier.
Ia juga mengatakan, ada 102 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, sementara 121 serangan lainnya terjadi di Tepi Barat dan 25 serangan di Israel.
Menurutnya, hingga saat ini 14 rumah sakit di Gaza tidak beroperasi akibat krisis bahan bakar dan kerusakan.***

















