BANTENRAYA.COM – Salah satu tayangan Netflix yang berlatar belakang kisah Palestina kembali jadi perbincangan warganet baru-baru ini. Initp sinopsis film Farha yang sempat menuai kontroversi di Israel.
Film Farha merupakan produksi Picture Tree International asal Yordania yang pertama kali didistribusikan oleh Netflix pada 2022.
Salah satu akun TikTok @sumatranbigfoot baru-baru ini mengunggah konten terkait film Farha yang layak ditonton sebagai upaya mendukung masyarakat Palestina yang sedang terdampak perang.
Pemilik akun juga menghimbau untuk memberikan rating tinggi di situs IMDb untuk mengimbangi rating rendah yang diduga buzzer dari pemerintah Israel.
Pasalnya, film Farha mendapat protes dari Israel sejak perilisannya pada 2021 lalu. Mereka menyangkal kisah yang diceritakan dan mengatakan bahwa film itu berisi kebohongan.
Film yang disutradarai oleh Darin J. Sallam ini berhasil meraih penghargaan dari Toronto International Film Festival (TIFF) pada 2021.
Beberapa aktor yang terlibat dalam film tersebut di antaranya Karam Taher, Tala Gammoh, Noor Taher, Ashraf Barhom, Sultan Alkhail, Ali Suliman, Sameera Asir, dan lainnya.
Film Farha dapat disaksikan di platform steaming online Netflix Indonesia namun hanya tersedia subtittle berbahasa Inggris dan Arab.
Sinopsis Film Farha
Baca Juga: UPDATE! Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Jumat, 17 November 2023
Film ini menceritakan seorang remaja bernama Farha yang selamat dari peristiwa Nakba pada 1948. Sebuah trageni naas yang menghancurkan tanah Palestina oleh Israel.
Farha berhasil selamat usai mati-matian bersembunyi dan menyaksikan dengan mata kepala sendiri kekejaman tentara Israel yang mengusir dan membantai seluruh keluarganya.
Gadis berusia 14 tahun itu memiliki impian bersar dan bercita-cita melanjutkan sekolah ke kota dengan Farida, sahabatnya.
Ia bersikeras membujuk ayahnya untuk diberi izin menimba ilmu jauh dari rumah. Namun, belum sempat mengejar cita-cita, tragedi Nakbah terjadi.
Sebagai kepala keluarga, ayah Farha memprioritaskan keselamatan keluarganya. Ia mengunci Farha di ruang penyimpanan yang gelap dan sempit.
Melalui lubang kecil dan celah pintu penyimpatan tersebut, Farha melihat bagaimana dunianya hancur dan menewaskan keluarganya.
Di tahun tersebut sekitar 700 ribu warga Palestina yang terpaksa pergi dari tanahnya sendiri akibat pengusiran massal.
Atas insiden berdarah itu, Israel berhasil mengklaim 78% wilayah Palestina setelah membunuh setidaknya 107 warga termasuk perempuan dan anak-anak.***