BANTENRAYA.COM – Transcosmos Indonesia menilai, customer experience akan semakin ditentukan oleh pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI pada 2026.
General Manager CX transcosmos Indonesia Dimas Aditama mengatakan, fokus utama perusahaan pada 2026 akan bergeser dari hanya sekadar mencoba teknologi AI ke penerapan yang lebih terintegrasi.
“Teknologi AI berkembang pesat, namun implementasi di lapangan menunjukkan bahwa manfaatnya hanya muncul bila integrasinya sejalan dengan proses operasional,” kata Dimas dalam keterangan resminya dukutip Bantenraya.com, Minggu 21 Desember 2025.
Selain itu, perusahaan penyedia layanan business process outsourcing, contact center, dan digital marketing ini melihat bahwa AI tidak lagi sekadar alat pendukung, tetapi sudah menjadi fondasi utama dalam pengelolaan interaksi pelanggan dan operasional bisnis.
Volume interaksi pelanggan terus meningkat, sementara ekspektasi terhadap layanan cepat dan konsisten juga semakin tinggi.
BACA JUGA: Bisnis Perhotelan Tetap Butuh Sentuhan Manusia Meski Teknologi Berkembang
“Dalam kondisi tersebut, AI menjadi solusi untuk menjaga kualitas layanan sekaligus efisiensi operasional. Namun, penerapannya tidak bisa dilakukan secara instan tanpa kesiapan yang matang,” jelas Dimas.
Menurutnya, kesiapan data dan konektivitas antar sistem masih menjadi tantangan utama bagi banyak perusahaan.
Ia menjelaskan bahwa pada 2026, perusahaan akan lebih berhati-hati dan strategis dalam mengadopsi AI.
“Tantangan terbesar tetap sama, yaitu kesiapan data dan konektivitas antar sistem. Tahun depan, perusahaan akan lebih fokus memastikan dua hal ini sebelum mengejar aplikasi AI yang lebih kompleks,” ungkap Dimas.
Interaksi tidak lagi terbatas pada chatbot sederhana, tetapi berkembang menjadi layanan yang lebih responsif, personal, dan mampu merepresentasikan karakter sebuah merek.
BACA JUGA: Jelang Nataru, 1.200 Personel Gabungan di Cilegon Akan Siaga di Pelabuhan dan Tempat Wisata
“AI juga akan semakin terhubung dengan sistem customer relationship management untuk membantu perusahaan memahami kebutuhan dan sentimen pelanggan secara lebih menyeluruh,” tuturnya.
Head of PM Digital Marketing transcosmos Indonesia Barry Dieo Airlangga menegaskan, investasi terbesar ke depan bukan hanya pada teknologi AI itu sendiri.
“Hyper-personalization dan predictive modeling hanya akan bekerja optimal jika data telah disiapkan dengan tepat dan arsitektur teknologi mendukung,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pada 2026, perusahaan perlu lebih serius membangun fondasi data sebelum mengharapkan hasil maksimal dari AI.
Transcosmos Indonesia melihat sektor perbankan, layanan keuangan, telekomunikasi, FMCG, dan manufaktur akan menjadi pengadopsi utama AI operasional.
BACA JUGA: Operasi Lilin Maung 2025 Dimulai, Dewi Setiani Ajak Wisatawan Liburan Nataru di Pandeglang
“Industri-industri tersebut memiliki volume interaksi pelanggan yang tinggi dan proses bisnis yang kompleks, sehingga paling membutuhkan dukungan AI yang terintegrasi,” kata Barry.***



















