BANTENRAYA.COM – Sebanyak 3 rumah tidak layak huni (Rutilahu) gagal dibangun oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) pada 2025 ini.
Hal itu terjadi karena pihak keluarga mengundurkan diri sebagai penerima program pembangunan rutilahu lantaran tak memiliki biaya tambahan untuk membangun.
Kepala DPRKP Kabupaten Serang Okeu Oktaviana mengatakan, berdasarkan data reguler pada tahun 2025 ini sudah membangun rutilahu sebanyak 197 unit.
BACA JUGA: Cek 4 Tips Tetap Sehat di Momen Nataru, Jangan Sampai Mati Gaya di Waktu Liburan
“Dari 200 unit cuma yang terealisasi 197 unit. Karena ternyata yang tiga mendadak mengundurkan diri, tidak sanggup untuk swadayanya,” ujarnya, Rabu 17 Desember 2025.
Ia menjelaskan, faktor gagalnya rutilahu itu dibangun juga karena kepala keluarga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerjanya.
“Karena suaminya itu tadinya kerja kemudian terkena PHK. Sehingga mereka tidak sanggup swadayanya dan akhirnya kami kembalikan ke kas daerah,” katanya.
BACA JUGA: Curug di Banten dengan Pemandangan Indah, Cocok Buat yang Hobi Tracking
Okeu menuturkan, tiga unit rutilahu yang gagal dibangun tersebut berasal dari Kecamatan Cikande sehingga kondisinya saat ini masih mengalami kerusakan.
“Kondisi rumahnya sekarang masih tidak layak. Mungkin nanti akan kami ajukan ke Pemerintah Provinsi supaya penanganannya dilakukan tanpa swadaya gitu,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dari total 26 rutilahu yang kondisinya mendesak, terdapat 21 unit yang sudah terbangun sedangkan sisanya masih proses pembangunan.
“Menyelesaikan sebanyak 21 rutilahu yang kondisinya sangat mendesak untuk dibangun. Yang lima unit yang di perubahan itu sekarang sudah mencapai 75 persen,” paparnya.
Pihaknya juga mendapatkan bantuan dari Bank Jabar Banten (BJB) melalui program CSR untuk membangun 8 unit rutilahu dan tiga unit diantaranya sudah selesai dibangun.
“Tahap satu sudah tiga unit sudah selesai, tahap kedua itu ada 5 unit, jadi total 8. Cuma yang tahap kedua ini yang belum selesai itu cuma di Desa Pulau Panjang, sekarang baru mencapai 85 persen,” tuturnya. ***
















