BANTENRAYA.COM – Para orang tua harus membatasi anak agar tidak terlalu sering mengonsumsi minuman berwarna dan mengandung pemanis berlebihan.
Bila dibiarkan, anak bisa mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah setiap pekan.
Fida Farida Isfahani, nutrisionis Dinas Kesehatan Kota Serang mengungkapkan, sebelumnya banyak ditemukan anak usia belasan tahun yang sudah harus menjalani cuci darah.
Saat ini anak yang memiliki penyakit yang sama ditemukan lebih muda lagi.
Belum lama ini, ada anak usia 3 tahun terpaksa harus menjalani cuci darah karena fungsi ginjalnya bermasalah.
“Kalau anak usia belasan yang sudah cuci darah itu mungkin sudah banyak. Tapi ini di atas tahun 2020 ada anak usia 3 tahun sudah harus cuci darah,” kata Fida saat Seminar Parenting SD Labschool UPI Serang dengan tema “Gizi Tepat, Anak Hebat: Panduan Orang Tua di Era Modern” di SD Labschool UPI Serang, Sabtu, 13 Desember 2025.
BACA JUGA: Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal yang Harus Diwaspadai Sebelum Fatal
Banyak Minum Minuman Manis, Anak Usia 2 Tahun Sudah Jalani Cuci Darah
Setelah ditelusuri, anak tersebut sejak kecil suka minum minuman berwarna dan berasa.
Anak tersebut jarang minum air putih karena sejak dini diperkenalkan dengan minuman kemasan yang mengandung banyak pemanis dan pewarna.
“Akibatnya liver bekerja lebih keras,” katanya.
Fida mengatakan bahwa makanan dan minuman yang awet biasanya mengandung bahan pengawet.
Bila tidak, maka pasti mengandung banyak gula atau garam.
Kedua perasa ini bila dikonsumsi rutin dan berlebihan akan mengganggu fungsi ginjal dan akan menyebabkan gagal ginjal.
Bahkan, dia tidak menyarankan anak diberikan susu karena warna pada susu juga akan membuat ginjal bekerja lebih berat.
Dia menganjurkan agar anak lebih banyak meminum air putih dibandingkan dengan air yang mengandung pewarna dan perasa.
Sementara itu, saat dihubungi terpisah lewat telepon, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti belum merespons permintaan wawancara terkait masalah tersebut.***















