BANTENRAYA.COM – Gempuran teknologi masa kini rupanya tak membuat nilai santri sebagai pembangun peradaban dan moral menjadi hilang.
Di Kabupaten Lebak, santri bahkan didorong untuk memanfaatkan sebagai sarana dakwah dan penghasil cuan.
Pengurus Pondok Pesantren La Tahzan, Citeras, Kabupaten Lebak, Ubaidillah menyebut bahwa santri di tempatnya mengajar sudah hafal betul dengan teknologi maupun aplikasi turunanya, mulai dari Tiktok hingga YouTube dan sebagainya.
Namun, dirinya mendorong agar pengaplikasian teknologi oleh santrinya dapat bermanfaat. Selain sebagai pengurus ponpes, Ubaidillah bahkan juga memiliki usaha yang bergerak di bidang desain.
BACA JUGA: 3 Ribu Santri Ngeliwet dan Istighosah di Alun-alun Rangkasbitung
“Bagaimana posisi santri sekarang? harus menjadi penyeimbang. Gak boleh ketinggalan teknologi. Justru kalau bisa kita susupi teknologi itu dengan dakwah kita,” kata Ubaidillah pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Di sisi lain, Ubaidilah sendiri menyebut proses pembelajaran santri-santrinya di era teknologi saat ini harus bisa mendorong agar santri bukan sekadar penjaga masa lalu, melainkan arsitek moral masa depan.
Kata dia, pembelajaran santri di ponpesnya tetap menggunakan metode dan kultur ponpes-ponpes salafi di Indonesia.
Dalam hal ini Ubaidillah menegaskan, teknologi tidak merubah wajah pesantren namun proses mengaji di pesantrenlah yang menyeimbangkan kehidupan santri dengan teknologi dan pembelajaran nilai islami.
“Pesantren ini malah solusi. Di pesantren setiap aspek kehidupan santri itu sudah terjadwal, bahkan dari bangun hingga tidur lagi,” tandasnya. ***