BANTENRAYA.COM – Proyek irigasi Program Percepatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Desa Bojongmanik, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak ambruk tak lama setelah diresmikan.
Ambruknya proyek irigasi itu terjadi pada Minggu (19/10). Kondisi ambruknya proyek irigasi itu juga bahkan sempat terekam oleh video yang diunggah warga ke media sosial. Berdasarkan informasi, proyek tersebut diketahui bernilai Rp195 juta.
Dalam video yang beredar, warga terlihat menyoroti kondisi bangunan irigasi yang roboh sebagian. Seorang warga terdengar mengatakan bahwa pembangunan tersebut diduga tidak memiliki pondasi yang kuat.
“Waduh, terbuang sia-sia anggaran dari pemerintah untuk pembangunan irigasi di Cibiuk, Desa Bojongmanik. Baru diresmikan tapi sudah ambruk. Diduga pondasi tidak digali ke bawah, jadi tergelus ke sawah. Kasihan petani yang butuh air irigasi,” kata warga dalam video tersebut dikutip, Senin, 20 Oktober 2025.
Saat dikonfirmasi, Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Bojongmanik, Rizki Alghafanny menegaskan bahwa ambruknya bangunan bukan karena kelalaian, melainkan akibat faktor alam dan kondisi tanah yang labil di lokasi pembangunan.
BACA JUGA : Wisatawan Mulai Berburu Durian ke Kampung Baduy Lebak, Rela Jauh-jauh Datang dari Sumatera
“Namanya juga media, kadang ada yang dilebih-lebihkan. Kejadian itu karena faktor alam, hujan deras terus-menerus, dan kondisi tanah di sana memang labil. Jadi bukan roboh karena bangunan jelek, tapi tanahnya bergeser,” kata Rizki saat dikonfirmasi.
Rizki menjelaskan bahwa proyek sepanjang 232 meter tersebut rampung dalam waktu sekitar 43 hari kerja, dengan ketinggian bervariasi antara 60 cm hingga 1 meter. Ia mengaku seluruh pengerjaan dilakukan sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
“Semua material sesuai RAB, batu kali, pasir, semen tidak ada manipulasi atau pengurangan. Tukang juga dibayar harian, bukan borongan. Jadi tidak ada yang asal jadi,” tegasnya.
Rizki menambahkan, meskipun tidak ada anggaran khusus untuk pemeliharaan, pihaknya akan bertanggung jawab memperbaiki kerusakan tersebut secara mandiri. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap proyek yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Mulai besok kami akan lakukan perbaikan. Ini inisiatif saya sebagai ketua P3A karena saya bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan ini,” katanya. (***)