BANTENRAYA.COM – Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang telah menilai 14 desa wisata yang mengikuti ajang lomba Anugerah Desa Wisata.
Dari total 31 desa wisata terdapat 17 desa wisata yang tidak mengikuti lomba anugerah desa wisata Kabupaten Serang pada tahun 2025 ini karena kondisinya tidak terawat sehingga terus berguguran.
Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwi Satya Prasadya mengatakan, seluruh desa wisata yang mengikuti lomba sudah dilakukan penilaian oleh Dewan juri.
“Sampai kemarin ada 14 desa wisata yang sudah dinilai. Tinggal nanti rencana pengumuman saja dan kita sedang persiapan untuk acaranya,” ujarnya, Senin (20/10/2025).
Ia menjelaskan, bagi 17 desa wisata yang tidak ikut lomba Anugrah Desa Wisata tersebut akan dilakukan evaluasi supaya bisa berkembang dan menjadi catatan untuk melakukan pembenahan.
BACA JUGA : Sambo Dapat Emas, Kabupaten Serang Sumbang 3 Medali di PON Bela Diri
“Makannya nanti kita lakukan evaluasi. Mereka tidak bisa ikut karena ada hal-hal lain, mungkin nanti kita jadi ini lah, seperti masalah SDM, kelembagaannya tidak sinkron,” katanya.
Anas menuturkan, 17 desa wisata yang tidak ikut adalah kontestasi tersebut berasal dari beberapa kecamatan seperti di Desa Sakaratu, Kecamatan Cikeusal, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa.
“Ada lagi di Kecamatan Ciomas, Bandung, Pamarayan, Kemudian Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka. Mereka tidak ikut karena wisatanya tidak berkembang,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, banyaknya desa wisata yang berguguran di Kabupaten Serang lantaran tidak loyalitasnya pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mengembangkan wisata.
“Biasanya totalitasnya tidak sejalan dengan kepala desa. Atau ada hal misalnya yang tadinya disewakan kerjasama dengan pihak ketiga, sekarang kerjasamanya terputus,” paparnya.
BACA JUGA : Tidak Dapat Lawan, Fahmi Hakim Kembali Pimpin Golkar Kabupaten Serang hingga 2030
Pihaknya sangat menyayangkan terhadap desa wisata yang tidak mengikuti kontestasi lomba anugrah desa wisata karena tidak berjalannya inovasi dalam mengembangkan potensinya.
“Sebetulnya kita sih mau membangkitkan desa-desa wisata. Tujuan lomba ini juga supaya desa wisata mendapat perhatian dari pemerintah daerah,” tuturnya. (***)