BANTENRAYA.COM – Ratusan Warga Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara memblokade simpang tiga Wadas dalam melakukan aksi unjuk rasa tolak truk tambang yang telah membuat macet wilayahnya.
Warga juga mengancam akan menutup Tol Cilegon Timur apabila dalam kurun waktu dua pekan masih terjadi kemacetan panjang.
Pantauan Banten Raya di lokasi, masa aksi konvoi dari area Gunung Santri sampai simpang tiga wadas, kemudian mereka langsung memblokade jalan sehingga mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.
Masa aksi berorasi satu persatu untuk menyampaikan aspirasi terhadap pemerintah daerah supaya tanggap dalam menangani truk tambang yang masih melintas di Bojonegara.
BACA JUGA: Diterpa Cs-137 dan Macet Panjang, Bupati Serang Zakiyah Minta Santri Berdoa
Koordinator Aksi Herman mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk menanggapi banyaknya truk tambang yang eksodus dari Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat ke Kecamatan Bojonegara sehingga menyebabkan kemacetan panjang.
“Harusnya pemerintah Kabupaten Serang mendengarkan cerita apa yang dirasakan sampai sekarang ini,” ujarnya di lokasi, Rabu (22/10/2025)
Ia menjelaskan, banyaknya truk tambang membuat warga Kecamatan Bojonegara sulit untuk beraktivitas sehari-hari seperti terlambat dan mengancam keselamatan lalu lintas.
“Ibu-ibu susah ke pasar, karyawan sulit bekerja, banyak anak-anak sekolah. Terus ada ambulan yang dari Puloampel kasian kalau kejebak macet, makanya kami mengadakan aksi ini memohon terhadap pemerintah supaya hadir di sini,” katanya.
Pihaknya mengancam kepada pemerintah apabila masih apatis dan cuek terhadap aspirasi masyarakat, maka warga Bojonegara akan melakukan aksi yang lebih besar di Tol Cilegon Timur.
“Jika masi cuek terhadap kami, satu atau dua minggu, kami jakan mengadakan aksi lebih besar lagi. Mungkin ada gabungan dari masyarakat Bojonera dan Kramatwatu aksi di Tol Cilegon Timur,” jelasnya.
Warga Desa Bojonegara Hendra mengatakan, aksi tersebut dilakukan karena banyaknya truk tambang yang mengganggu aktivitas para warga di Bojonegara.
“Kita ingin pemerintah menghentikan kemacetan di wilayah Bojonegara ini. Terus terkait bahaya dan dampak dari kemacetan ini kan luar biasa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini warga Bojonegara hanya kena dampak dari penutupan tambang di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat dan tidak mendapatkan keuntungan apapun.
“Jadi aktivitas semua pengambilan material itu larinya ke wilayah kita. Untuk para petinggi-petinggi di Banten, khususnya Kabupaten Serang, tolong apa secepatnya ditanggapi keluh kesah dari masyarakat ini,” katanya.
Hendra menuturkan, respon pemerintah untuk menangani kemacetan di Bojonegara dinilai lambat karena kemacetan masih kerap terjadi di sepanjang jalan raya Bojonegara-Puloampel.
“Jadi meraka hanya bilang tunggu, tunggu dan tunggu, tapi ini mau sampai kapan? Apa harus ada korban jiwa dulu atau seperti apa,” jelasnya. (andika)