BANTENRAYA.COM – Meski jumlah lulusan SMK sederajat di Provinsi Banten terus bertambah setiap tahun, kenyataannya tingkat pengangguran di kalangan mereka justru masih menjadi momok serius.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024 menunjukkan, pengangguran terbanyak di Banten justru berasal dari lulusan SMK dengan persentase mencapai 12,85 persen, lebih tinggi dibandingkan lulusan tingkat pendidikan lain.
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Banten mengeluhkan dengan masih rendahnya daya saing lulusan SMK yang masuk ke dunia kerja.
Kritik utama tidak hanya soal kemampuan teknis SMK, tapi juga mentalitas, kedisiplinan, dan sikap profesional yang kerap dipandang belum memenuhi standar.
BACA JUGA : Program Sharp Class Tingkatkan Kualitas Lulusan SMK
“Apindo Banten menyampaikan bahwa ternyata kaitan dengan tenaga kerja itu perusahaan punya standar nah standar perusahaan itu tidak bisa lagi pendekatannya lain selain pendekatan profesional, pendekatan disiplin, pendekatan mentalitas dan sebagainya,” ujar Gubernur Banten Andra Soni usai menerima kunjungan Apindo Provinsi Banten di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, Senin (20/10/2025).
Karena itu, kata Andra, akan dilakukan kolaborasi antara Pemprov Banten dan Apindo Banten dengan SMK melakukan pelatihan aviliator kepada masyarakat guna mengurangi pengangguran di Provinsi Banten.
Program ini dinamakan dengan Apindo Daya Movement. Penandatanganan kerja sama dengan Apindo rencananya akan dilakukan hari ini.
“Besok (hari ini-red) akan kita lakukan MoU bersamaan dengan kegiatan Banten Investment Forum 2025 yang merupakan rangkaian dari peringatan HUT Ke-25 Provinsi Banten,” ujar Andra.
BACA JUGA : Melalui Seminar, SMK An-Nabilah Tingkatkan Mutu Lulusan
Andra mengungkapkan, banyaknya perusahaan di Banten yang mencapai ribuan perusahaan paradoks dengan masih tingginya angka pengangguran di Banten.
Berdasarkan informasi dari Apindo Banten inilah dia mengetahui apa sesungguhnya kelemahan dari lulusan SMK dan sederajat di Provinsi Banten sehingga tidak hanya yang bisa diserap di dunia kerja.
APINDO Kolaborasi Dengan SMK
Ketua APINDO Provinsi Banten Tomy Rachmatullah mengatakan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk juga yang ada di Provinsi Banten, memiliki standar yang ditentukan bagi setiap calon pekerja.
Namun, yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya kemampuan teknis dalam bekerja. Jauh di luar itu, perusahaan juga butuh pekerja yang disiplin, punya etos kerja, yang tidak ada pada lulusan SMK di Banten.
“Industri itu punya kriteria untuk tenaga kerja agar bisa masuk ke dunia kerja. Kebutuhan ini tidak hanya terkait kemampuan teknis atau skil tapi juga hal-hal di luar itu, (misalnya-red) etos kerja, disiplin kerja, sikap dan perilaku,” ujarnya.
“Ini yang akan kita tekankan untuk diberikan kepada siswa-siswa selama mereka menjalani sekolah di SMK,” tambah Tomy.
BACA JUGA : Axis Nation Cup 2025 Berakhir, SMK Nusantara Jakarta Jadi Juara Baru
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Virgojanti menambahkan, setiap perusahaan mempunyai standar yang berbeda dalam perekrutan tenaga kerja. Standar inilah yang harus dipersiapkan dengan baik melalui pembekalan yang diberikan kepada para calon tenaga kerja serta para siswa SMK sederajat yang akan memasuki dunia kerja.
“Maka dari itu, kita gandeng Apindo yang memang memahami betul tenaga kerja seperti apa yang dibutuhkan perusahaan,” katanya. (
***)