BANTENRAYA.COM – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten berencana menambah fasilitas di UPTD Latihan Kerja yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan.
Adapun fasilitas tersebut adalah pelatihan Bahasa Jepang sebagai bentuk dukungan peluang kerja bagi warga Banten yang ingin menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Negeri Sakura.
Kepala Disnakertrans Provinsi Banten Septo Kalnadi mengatakan, pihaknya akan selalu berkomitmen untuk menekan angka pengangguran di Provinsi Banten.
BACA JUGA: Alasan Xiaomi Tidak Meluncurkan Xiaomi 16 Series, Malah Langsung Xiaomi 17 Series
Untuk periode Februari 2025, angka pengangguran di Banten tercatat sebesar 6,65 persen.
“Atau sekitar 412.710 jiwa dan menempati urutan keempat di tingkat nasional. Sebelum-sebelumnya kita juara bertahan urutan pertama,” ujarnya.
Ia menuturkan, selain bekerja sama dengan Forum Lintas Komunikasi Industri, pihaknya mencoba membuka peluang warga Banten bisa bekerja ke luar negeri. Salah satu kesempatan menjadi PMI itu datang dari Jepang.
BACA JUGA: Informasi SNPMB 2026 Fakultas Teknik Untirta, Segini Daya Tampungnya
Melihat adanya kesempatan, Disnakertrans Provinsi Banten ingin memanfaatkannya secara optimal.
Disnakertrans Banten Buka Pelatihan Bahasa Jepang
Salah satunya adalah dengan membuka pelatihan Bahasa Jepang yang difasilitasi Pemprov Banten yang ditargetkan bisa terlaksana di 2026.
“Kita akan coba mudah-mudahan diakomodir di 2026 untuk pelatihan Bahasa Jepang karena peluang banyak. 1,2 juta lapangan kerja baru terpenuhi 200 ribu,” katanya.
BACA JUGA: Emiten ANTM Optimalkan Rantai Pasok Bahan Baku Domestik
Pelatihan Bahasa Jepang, kata dia, menjadi salah satu aspek yang menjadi perhatian lantaran beberapa waktu lalu pihaknya telah mendapatkan tawaran kerja sama penyaluran tenaga kerja ke Negeri Sakura.
Meski demikian, tawaran tersebut terkendala lantaran UPTD Latihan Kerja belum memiliki fasilitas pelatihan Bahasa Jepang.
“Kesempatan bekerja di luar negeri terutama Jepang. (Bidang) keahliannya, alat-alatnya (untuk pelatihan) sudah (tersedia di UPTD Latihan Kerja) tinggal kewajiban melatih Bahasa Jepang. Sampai hari ini kita belum ada pendukungnya baik itu instruktur, ruangan yang memadai dan operasionalnya,” ungkapnya.
Septo menegaskan, walau belum ada fasilitas pelatihannya Disnakertrans Provinsi Banten tetap siap untuk mendorong warga Banten yang berminat bisa mengambil kesempatan itu.
Untuk saat ini, calon PMI bisa mengikuti pelatihan Bahasa Jepang secara mandiri.
“Kita kembalikan ke peserta, bila memungkinkan peserta melatih Bahasa Jepang sendiri yang biayanya relatif. Pelatihan 4-5 bulan biayanya Rp9-15 juta, tergantung fasilitas lembaga pelatihannya,” tuturnya.
Ia memastikan, pihaknya akan selalu berupaya agar fasilitas pelatihan Bahasa Jepang bisa terwujud di 2026.
Pihaknya tak ingin melewatkan kesempatan tersebut yang belum tentu akan Kembali datang di waktu berikutnya.
“Ada program pemagangan, Rp20-25 juta selama 3 tahun dan hari ini di Jepang membutuhkan keahlian hospitality, perawat orang jompo dan pertanian. Desa di Jepang kosong karena generasinya banyak ke Kota,” paparnya.
“Orang-orang di desa tua-tua, bahkan ada 1 provinsi bila ada warga yang mau bertani di situ bakal diberi insentif kalau tidak salah sampai Rp200 juta,” tuturnya.
Kepala UPTD Latihan Kerja Disnakertrans Provinsi Banten Mohamad Bayuni mengatakan, sebagai Lembaga pelatihan pihaknya secara rutin menggelar pelatihan untuk warga Banten.
Saat ini, sebanyak 208 peserta dari 8 kabupaten/kota di Banten sedang mengikuti pelatihan berbasis kompetensi gelombang III.
“Para peserta terbagi dalam 13 kejuruan yang dilatih salaam 25 hari sejak 1 September 2025,” ujarnya.
Adapun 13 kejuruan yang dilatih terdiri atas kejuruan pengoperasian mesin bubut dan mesin freis, autocad manufaktur, otomasi industri.
Kemudian instalasi penerangan, juru las 1 GMAW, juru las 1 SMAW, autocad gambar bangunan, menjahit. Kecantikan kulit, TIK – program advance office operator, TIK – desain grafis, TIK – animasi dan Teknik sepeda motor.
Ia mengungkapkan, pelatihan berbasis kompetensi digelar dalam rangka mendukung capaian sasaran rencana strategis Disnakertrans Provinsi Banten tahun 2023-2026.
Sasarannya adalah terwujudnya pembangunan ketenagakerjaan yang berkualitas. Para peserta nantinya akan mendapatkan 2 sertifikat dari UPTD Latihan Kerja dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
“Maka ada indikator program kinerja yang ingin dicapai oleh UPTD Latihan Kerja di 2025. Pertama, persentase pelatihan dan kompetensi kerja. Kedua, persentase produktivitas tenaga kerja melalui kegiatan pelatihan kerja berdasarkan azas kompetensi,” pungkasnya. ***
















