BANTENRAYA.COM – BMKG melakukan pemodelan terhadap potensi gempa bumi dan tsunami di zona megathrust Selat Sunda.
Gempa bumi di zona megathrust tersebut berpotensi memiliki kekuatan hingga 8,7 magnitudo dengan guncangan yang dihasilkan 6 sampai 7 modified mercalli intensity (MMI).
Adanya potensi gempa bumi di zona megathrust Selat Sunda terungkap dalam webinar mitigasi gempa bumi dan tsunami kawasan industri Cilegon, Senin 1 November 2021.
Baca Juga: Musisi Eka Gustiwana Ungkap Ada Project Besar dengan Titi DJ dan Ashanty
Sub Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi pada BMKG Suci Dewi A mengatakan, Indonesia menjadi Negara yang rawan gempa karena posisinya yang berada di pertemuan empat lempeng bumi raksasa.
Di Banten sendiri berhadapan dengan segmen subduksi IndoAustralia.
Dari kajian para pakar, untuk subduksi zona megathrust yang berhadapan Selat Sunda itu memiliki magnitudo yang berpotensi maksimum mencapai 8,7.
Baca Juga: 5 Link Twibbon Keren Hari Pahlawan dengan Semangat Membara dan Elegan untuk Foto Profil Medsos
“Kami telah membuat pemodelan perkiraan dampak guncangannya dengan gempa bumi berkekuatan 8,7 (magnitudo) berapa dampak guncangan, utamanya di wilayah Cilegon. Dampak guncangannya adalah 7 sampai 8 MMI (modified mercalli intensity),” katanya.
Di Kota Cilegon, kata dia, hampir semua kecamatan terdampak guncangannya dengan diperkirakan mencapai sekitar 6-7 MMI kecuali di Pulo Merak.
Sebagai gambaran, 6 hingga 7 MMI itu diperkirakan bangunan yang kuat bisa saja mengalami kerusakan.
Baca Juga: Warga Dua Desa di Patia Disuntik Vaksin Covid-19
Untuk itu, perlu kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami. Misalnya, kesiapan sistem komunikasi yang baik, pelatihan dan pendidikan untuk memahami prosedur darurat, serta tindak lanjut
“Komunikasi secara teratur antara instansi pemerintah dan industri untuk memastikan ketersediaan peralatan darurat,” katanya. ***