BANTENRAYA.COM – Menjadi badut terpaksa dilakukan Asad warga Lingkungan Ciore, Kelurahan Grogol, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Di mana, ia sendiri bekerja menjadi badut untuk bisa mempertahankan hidup.
Setiap hari dirinya menjadi badut di Lampu Merah Propelat, Kelurahan Kotabumi, Kecamatan Purwakarta.
Di mana, ia meminta belas kasih pengendara yang melintas di lampu merah.
Baca Juga: Berpotensi Tak Kena Opsen Pajak, Penjualan Mobil Bekas di Kota Serang Menggeliat
Itu terpaksa melakukannya karena ia hanya lulusan Sekolah Dasar atau SD saja.
Bahkan, tidak terasa sudah hampir 7 tahun profesi itu ia jalankan.
Untuk menjadi badut, ia juga menyewa kostum badut seharga Rp25 ribu per hari kepada pemilik.
Di mana, tentu itu cukup mahal dan sehari-hari kadang tidak mencukupi jika dipotong harga sewa kostum.
Baca Juga: Punya Keluhan Pelayanan Publik yang Mendesak? Laporkan Lewat Reaksi Cepat Ombudsman Banten
“Ada banyak kostumnya, aneka binatang. Lalu pahlawan dan beberapa lainnya. Itu harganya 25 ribu sekali sewa,” ujarnya.
Untuk pendapatan sehari-hari, papar Asad, bisa mencapai Rp50 ribu atau bisa juga kurang.
“Ini apalagi musim hujan. Jadi tidak bisa mangkal. Jadinya pasti rugi kalau sewa,” jelasnya.
Meski tinggal di daerah yang dikepung industri besar, izajah dan keahlian menjadi penghalang dirinya.
Untuk itu, dirinya pasrah dengan nasibnya.
Baca Juga: Dua Nasabah BPRSCM Kabur Usai Terima Program Pinjaman Bantuan Modal dengan Bunga Nol Persen
“Kan butuh kemampuan dan saya juga terkendala ijazah untuk bisa masuk pabrik,” ucapnya.
Asad mengaku, berharap bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan.
Namun, sampai saat ini tidak pernah ada program dari pemerintah yang didapatkan.
“Ada katanya paket untuk meneruskan sekolah tapi hanya mendengar saja. Tidak ada yang datang untuk menawarkan ikut paketnya. Ada pelatihan tapi juga hanya orang itu-itu saja yang dilatih,” tegasnya.
Selain badut, papar Asad, ia melakukan pekerjaan serabutan lainnya, apakah mengojek dengan meminjam motor tetangga atau buruh juga.
“Yang penting bisa hidup saja syukur. Jadi apa aja dijalanin. Serabutan juga dilakukan adal dapat uang,” pungkasnya.***